JURNAL SOREANG - Film Penyalin Cahaya akan tayang di Netflix pada 13 Januari 2022, film ini mendapatkan penghargaan terbanyak di ajang Piala Citra tahun ini.
Total ada 12 penghargaan yang berhasil dibawa pulang oleh tim produksi, pemain dan sutradara Wregas Bhanuteja.
Dikutip Jurnal Soreang dari asianmoviepulse.com, Suryani (Sur) mahasiswa baru dari keluarga agak ketat dan tradisional yang menjalankan kedai kecil.
Sur menjadi sukarelawan sebagai perancang web untuk grup teater universitas.
Baca Juga: 10 Fakta Menarik Tentang Vatikan, Negara Terkecil di Dunia yang Tidak Memiliki Penjara
Saat cerita dimulai, pemutaran perdana grup ini sukses besar dan fakultas berjanji untuk mengizinkan mereka melakukan perjalanan ke Jepang untuk kompetisi internasional.
Sur diundang ke pesta di rumah Rama, seorang anak yang agak kaya yang juga bertanggung jawab atas set untuk teater, dan memutuskan untuk pergi, meskipun ada protes dari ayahnya.
Sur bersenang-senang, tetapi juga memutuskan untuk minum untuk pertama kalinya.
Tiba-tiba Sur siuman di kamarnya, rupanya dia baru saja bangun dan terlambat untuk pertemuan penting untuk beasiswanya.
Baca Juga: 3 MISTERI Indonesia yang Belum Terpecahkan Bikin Geger Dunia, Salah Satunya Balok Tjipetir
Ayahnya marah dengan perilakunya, tetapi lebih buruk lagi, setelah sejumlah selfie mabuk dari pesta beredar online, dia kehilangan beasiswa karena membawa aib ke fakultas.
Sur meminta bantuan dari teman masa kecilnya, Amin, yang bekerja dan tinggal di kampus sebagai mesin fotokopi, dan menghadapkan pemimpin kelompok teater dalam usahanya untuk menemukan apa yang sebenarnya terjadi malam sebelumnya.
Ayahnya, bagaimanapun, ingin dia hanya meminta maaf dan memohon untuk mendapatkan beasiswanya kembali, sementara polisi tidak terlalu membantu.
Akhirnya, kasus yang jauh lebih besar terungkap, sementara gadis lain dari kelasnya, Lutesha, yang keluar dari grup teater beberapa waktu lalu, juga memainkan peran penting.
Wregas Bhatuneja mengarahkan dan menandatangani naskah (bersama Henricus Pria) dari sebuah thriller kejahatan detektif, yang pada dasarnya berfungsi sebagai dasar untuk sejumlah komentar sosiopolitik.
Dengan cara itu, aspek penyerangan yang akhirnya terungkap telah terjadi meluas ke komentar tentang ketidaksetaraan antara si kaya dan si miskin, keketatan keluarga Islam dan patriarki yang mendominasi mereka.
Juga perjuangan menyesakkan yang dihadapi gadis seperti Sur. dalam setting ini sebagai anak miskin dari keluarga Muslim yang berjuang melawan sistem.
Pada saat yang sama, dan pada sisi positifnya, film ini juga menunjukkan secercah harapan, dengan menyoroti kehadiran para aktivis anti-perkosaan dan pusat-pusat yang mereka jalankan, serta manfaat melawan patriarki.
Baca Juga: 6 Kota Paling Berdosa di Dunia, Penuh dengan Seks, Narkoba dan Perjudian, Apakah Indonesia Termasuk?
Film ini dibintangi oleh banyak aktris dan aktor muda Indonesia yakni Shenina Cinnamon sebagai Sur, Chicco Kurniawan sebagai Amin.
Kemudian Lutesha sebagai Farah, Jerome Kurnia sebagai Tariq, Dea Panendra sebagai Anggun, dan Giulio Parengkuan sebagai Rama.
Selain itu, aktor senior Lukman Sardi pun ikut berperan sebagai Ayah Sur dan Ruth Marini sebagai Ibu Sur. ***