JURNAL SOREANG - Bagi masyarakat Indonesia yang kerja diluar kota atau sedang merantau di kota biasanya ketika menjelang hari raya Idul Fitri selalu merasa rindu dengan kampung.
Banyak dari masyarakat Indonesia untuk pulang mudik untuk berkumpul dan bersilaturahmi dengan keluarga besar dan sanak saudara.
Tradisi mudik masyarakat Indonesia menjelang lebaran dan hari raya menurut sejarawan Muhammad Yuanda Zara, tradisi mudik ini terjadi pasca Indonesia mengikrarkan kemerdekaan.
Baca Juga: Sini Macet Sana Macet, Jokowi: Indonesia Terlambat Bangun Transportasi Publik
Pada tahun 1950-an kota Jakarta menjadi kota fenomena dengan banyak pertumbuhan.
Kala itu pemerintah Indonesia pada tahun 1950-an lebih memfokuskan dana pembangunan di Jakarta seperti jalan raya, fasilitas umum, gedung banyak dibangun.
Sehingga masyarakat Indonesia berharap mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan memperbaiki kehidupan mereka.
Baca Juga: 2 Doa Paten Mengenai Rezeki yang Dianjurkan oleh Mbah Moen, Ternyata Mudah Mengamalkannya
Para pendatang yang hendak ingin bekerja di Jakarta adalah orang-orang terdidik, pekerja kasar seperti kuli bangunan, tukang becak, pedagang kecil dan sebagainya mereka yang kemudian berdatangan mengadu nasib di Jakarta.
Namun setelah beberapa tahun menetap di Jakarta para pendatang merasakan kerinduan terhadap kampung halaman.
Dari sana para pekerja yang memperoleh penghasilan di kota berharap bisa menggunakan uang yang dikumpulkan selama bekerja untuk dipakai di kampung halamanya.
Dari tradisi ini munculah istilah fenomena mudik yang dilakukan para pekerja dari Jakarta.
Sekarang tradisi mudik biasanya dilakukan seminggu menjelang Lebaran dan tradisi ini hampir dilakukan masyarakat Indonesia yang menetap di tempat rantauan.***
Ikuti terus dan share informasi Anda di media sosial Google News Jurnal Soreang, FB Page Jurnal Soreang, YouTube Jurnal Soreang, Instagram @jurnal.soreang, dan TikTok @jurnalsoreang