Network
"Kami telah mengidentifikasi molekul spesifik 'biomarker' dalam darah mereka yang mengambil bagian dalam penelitian ini, yang menunjukkan asupan berbagai jenis kopi," kata peneliti studi Rikard Landberg, Profesor di Umea University.
"Biomarker ini kemudian digunakan untuk analisis ketika menghitung risiko diabetes tipe-2," jelasnya lebih lanjut.
"Hasil kami sekarang jelas menunjukkan bahwa kopi yang disaring memiliki efek positif dalam hal mengurangi risiko terkena diabetes tipe-2. Tetapi kopi rebus tidak memiliki efek ini," tambah Landberg.
Dalam kombinasi dengan kuesioner diet klasik, teknik baru yang disebut metabolomik digunakan untuk membedakan risiko diabetes untuk kopi rebus dan di saring.
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa orang yang minum dua hingga tiga cangkir kopi yang disaring sehari memiliki risiko 60 persen lebih rendah terkena diabetes tipe 2 daripada orang yang minum kurang dari satu cangkir kopi yang disaring sehari.
Baca Juga: Malas Olahraga? Coba 5 Kegiatan Ringan dan Asyik Ini Bisa Membakar Lemak Tubuh dan Berat Badan
" Metabolomik adalah alat yang fantastis, tidak hanya untuk menangkap asupan makanan dan minuman tertentu, tetapi juga untuk mempelajari efek asupan itu terhadap metabolisme orang," kata penulis utama studi, Lin Shi.
"Kita dapat memperoleh informasi penting tentang mekanisme di balik bagaimana makanan tertentu memengaruhi risiko penyakit," tambahnya.
Menurut berbagai penelitian sebelumnya, kopi rebus sering diklaim terkenal karena kemampuannya untuk meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah, karena adanya diterpenes. Menurut para peneliti studi khusus ini, kopi tidak hanya memiliki efek negatif pada kesehatan.
