Benarkah Berat Badan Masa Remaja Menentukan Kesuburan Sperma Saat Hubungan Intim Pasca Menikah? Ini Faktanya

- 17 September 2022, 23:13 WIB
Benarkah berat badan masa remaja mempengaruhi kualitas kesuburan sperma?
Benarkah berat badan masa remaja mempengaruhi kualitas kesuburan sperma? /Pixabay

JURNAL SORANG - Tingkat kesuburan serta kualitas sperma pria untuk bisa melakukan pembuahan sel telur saat hubungan intim dipengaruhi banyak faktor.

Karena hal itulah sangat penting bagi pria memperhatikan hal apa saja yang bisa menurunkan kualitas dan kesuburan sperma untuk menghasilkan hubungan intim yang berhasil.

Bagimanapun, sperma pria adalah elemen utama dalam aktivitas hubungan intim pasangan suami istri.

Baca Juga: Simak! Ini Posisi Seks Paling Berbahaya Menurut Fakta Medis, Hubungan Intim Tetap Harus Utamakan Kewaspadaan

Tingkat kesuburan sperma dalam hubungan intim demi mendapatkan kehamilan adalah hal yang harus benar-benar difokuskan pasangan menikah.

Terdapat beberapa cara di mana pria bisa meningkatkan kesuburan mereka untuk menjaga kehidupan hubungan intim bersama pasangan.

Namun, ada sebuah anggapan bahwa berat badan masa remaja bisa menentukan kesuburan pria dalam hubungan intim pasca menikah.

Baca Juga: Ingin Meningkatkan Kesehatan Tubuh? Mulailah Konsumi 4 Buah ini yang Mengandung Paling Banyak Protein

Lantas, apakah memiliki berat badan normal selama masa remaja adalah yang terbaik bagi tingkat kesuburan pria saat menjalin hubungan intim bersama pasangan setelah menikah?

Tidak salah untuk mengatakan bahwa jika seorang pria mendekati pertengahan usia tiga puluhan dan memiliki gaya hidup yang tidak menentu.

Peluangnya untuk memiliki anak mungkin rendah karena meningkatnya kasus infertilitas pria pada rentang usia tersebut.

Baca Juga: Jadwal Pertandingan Indonesia vs Vietnam di Kualifikasi AFC U20, Minggu 18 September di Indosiar

Sementara masyarakat cenderung lebih menyalahkan wanita dalam hal ketidakmampuan mereka untuk melahirkan anak.

Padahal tidak boleh dilupakan bahwa pasangan pria memainkan peran penting dalam kemampuan pasangan untuk hamil.

Dikutip dari Health Shots, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa jika pasangan tidak dapat hamil atau gagal hamil setelah 12 bulan atau lebih melakukan hubungan intim tanpa kondom secara teratur, itu berarti pasangan tersebut menghadapi infertilitas dan membutuhkan bantuan profesional segera.

Baca Juga: Orgasme dan Ejakulasi dalam Hubungan Intim, Apa Bedanya? Berikut Penjelasan Ilmiah yang Harus Dipahami

Sementara faktanya penyebab infertilitas pria dapat disebabkan oleh berbagai alasan berikut ini:

1. Medis

Bisa karena pembengkakan pembuluh darah (varikokel), infeksi, tumor, masalah hormonal, atau testis yang tidak turun.

2. Gaya hidup

Kebiasaan seperti merokok dan minum memiliki dampak besar pada kesuburan pria karena dapat menurunkan jumlah sperma dan kadar testosteron.

Baca Juga: Jangan Langsung Tancap Gas, Suami Harus Lakukan 6 Hal Ini Dulu Sebelum Ajak Istri Hubungan Intim!

Kelebihan berat badan juga menyebabkan ketidakseimbangan hormon pada pria.

3. Lingkungan

Jika seorang pria terkena radiasi atau panas yang berbahaya, kesuburannya dapat terpengaruh.

Bahkan perangkat elektronik modern seperti ponsel, tablet, dan laptop dapat menyebabkan masalah kesuburan pria.

Baca Juga: Apa Benar Testis yang Beda Ukuran Mempengaruhi Kualitas Sperma Saat Hubungan Intim? Simak Fakta Ilmiah Berikut

Dalam perkembangan serupa, penelitian baru kini mengklaim bahwa menjaga berat badan yang sehat selama masa kanak-kanak dan remaja sebenarnya dapat mencegah infertilitas pria di kemudian hari.

Temuan ini dipresentasikan oleh para peneliti di pertemuan tahunan Endocrine Society di Atlanta, Georgia bulan Juni 2022 lalu.

Menurut penelitian, anak-anak dan remaja yang kelebihan berat badan atau memiliki masalah obesitas, selain memiliki tingkat insulin yang tinggi atau resistensi insulin, cenderung memiliki testis yang tidak ideal.

Baca Juga: Selalu Mengintai, Ini 3 Trik Terhindar dari Penipuan Pinjol Berkedok SMS atau Klik Link

“Kontrol berat badan yang lebih hati-hati di masa kanak-kanak dan remaja dapat membantu mempertahankan fungsi testis di kemudian hari,” kata pemimpin peneliti Rossella Cannarella, MD, University of Catania di Italia.

Dia menambahkan bahwa prevalensi infertilitas pria meningkat sementara rata-rata sperma jumlah telah berkurang setengahnya selama rentang 40 tahun terakhir di seluruh dunia.

Bagi mereka yang tidak sadar, volume testis (ukuran-ukuran testis) sebenarnya terkait langsung dengan jumlah sperma.

Baca Juga: Secara Medis, Ternyata Selaput Dara Punya 4 Jenis Ukuran dan Bentuk Lho! Nomor 4 Bisa Halangi Hubungan Intim?

Jadi, testis yang lebih kecil menghasilkan lebih sedikit sperma.

Dilaporkan, seperempat pria muda berusia antara 18-19 tahun cenderung memiliki volume testis yang rendah, atau testis yang lebih kecil dari normal, yang membahayakan kesuburan mereka di masa depan.

Menurut Cannarella, ini terjadi pada saat prevalensi obesitas pada anak meningkat.
***

Editor: Wildan Apriadi

Sumber: Health Shots


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x