JURNAL SOREANG - Berhubungan Intim sebelum menikah bukan lagi hal yang tabu bagi para remaja saat ini.
Di balik kenikmatan yang dirasakan, ada risiko tak sadar yang mengintai seperti dikutip Jurnal Soreang dari ncbi.nlm.nih.gov.
Sebut saja kehamilan yang tidak diinginkan, penyakit kelamin, dan penyakit psikologis ketika sebuah hubungan terancam gagal, terutama bagi wanita.
Hilangnya keperawanan dalam Hubungan Intim pranikah bisa membuat wanita kehilangan kepercayaan diri.
Baca Juga: 6 Lubrikasi yang Tidak Boleh Digunakan dalam Aktivitas Hubungan Intim, Hati-hati No 5
Alasan-alasan tersebut menjadi landasan yang kuat mengapa Hubungan Intim sebelum menikah tidak diperbolehkan.
Lantas, bagaimana jika sudah terlanjur dan hubungan kandas? Rasanya tidak ada gunanya. Tapi jangan patah semangat.
Segera bertobat dan berjanji untuk tidak melakukannya lagi. Bukan untuk orang lain, tapi untuk kebaikanmu sendiri.
Bahkan ketika Anda menikah dengan orang lain, Anda harus berhati-hati dalam membicarakan masalah sensitif ini.
Ada baiknya mencoba membahasnya sebelum menikah agar tidak ada kekecewaan setelah menikah. Anda tidak harus jujur dan terbuka.
Coba cari tahu apa pendapat pasangan Anda tentang pentingnya keperawanan. Apakah dia akan menyesal menikahi istri yang tidak perawan?
Mendengar jawabannya, pasti Anda bisa memutuskan untuk melanjutkan hubungan atau tidak.
Jika ingin berdiskusi, berbicaralah dalam keadaan santai.
Jika perlu, tanyakan juga status keperawanan pasangan Anda agar Anda lebih nyaman melanjutkan hubungan.
Ajukan pertanyaan tentang nilai-nilai yang diyakini pasangan Anda tentang keperawanan.
Bicaralah tentang norma-norma di masyarakat secara umum terlebih dahulu, kemudian tanyakan tentang pola sosial calon pasangan.
Dari respon tersebut, Anda akan tahu apakah calon suami akan tersinggung atau mau terbuka soal keperawanannya.
Agar suasana tidak ruwet, hindari pertanyaan interogatif. Ciptakan suasana nyaman bersama pasangan sebelum berdialog.
Juga angkat diskusi tentang mitos tentang keperawanan dengan calon pasangan.
Seperti anggapan masih perawan atau tidak, istri bisa dilihat dari ada tidaknya noda darah pada hubungan malam pertama atau dengan melihat cara pasangan berjalan untuk menebak keperawanannya.
Padahal, keperawanan bukanlah tanda seseorang telah melakukan Hubungan Intim.
Noda darah tersebut diyakini sebagai darah dari selaput dara yang pecah. Faktanya, ada perbedaan selaput dara pada seorang wanita.
Ada yang rapuh, ada yang kuat. Misalnya, ada seorang wanita yang jatuh dari kuda, kemudian selaput dara atau selaput daranya robek.
Ada juga yang sudah melakukan Hubungan Intim berkali-kali, namun selaput daranya masih utuh. Jadi tidak selalu Hubungan Intim pertama harus berdarah.
Ini tidak bisa menjadi tanda. Sehingga darah yang muncul akibat pecahnya selaput dara tidak selalu ada pada saat pertama kali melakukan Hubungan Intim.
Baca Juga: Prediksi Skor Zagreb vs Chelsea UEFA Champions League 6 September 2021, Starting Line Up, H2H
Dengan mengetahui faktanya, mungkin pasangan tidak akan kecewa saat menemukan tanda-tanda keperawanan di malam pertama.
Jadi tidak perlu membicarakan masa lalu.
Sebenarnya masih perawan atau tidaknya saat menikah bukanlah patokan untuk menikah.
Tugas utama keluarga adalah memenuhi kebutuhan jasmani, rohani, dan sosial anggota keluarga.
Baca Juga: Keren! Reky Rahayu Tampil Piawai Pada Debut Awalnya Bersama Persib Bandung
Hal ini termasuk mengasuh dan memelihara anak, membimbing perkembangan kepribadian anak, dan memenuhi kebutuhan emosional anggota keluarga.
Ingat, pernikahan bukan hanya tentang Hubungan Intim.
Meski penting, ada faktor lain yang lebih penting untuk mencapai keharmonisan keluarga, yaitu kenyamanan lahir dan batin bersama pasangan. ***