JURNAL SOREANG - Kanker serviks adalah jenis kanker yang tumbuh di leher rahim, bagian bawah rahim yang terhubung dengan Miss V.
Penyakit ini dapat disebabkan oleh HPV (human papillomavirus) dan infeksi menular seksual seperti dikutip Jurnal Soreang dari healthline.com.
Kanker serviks dimulai ketika sel-sel sehat di serviks mengalami perubahan atau mutasi pada DNA-nya.
Instruksi ke sel diperintahkan oleh DNA yang kemudian sel-sel sehat tumbuh dan bereproduksi pada tingkat yang telah ditentukan sampai akhirnya mati.
Baca Juga: Rata-rata Panjang MR P Berapa Sih? Intip Bocoran Data Statistik di Sini
Mutasi memberitahu sel untuk tumbuh di luar kendali. Mereka tidak mati tetapi menumpuk sel-sel abnormal membentuk massa yang disebut tumor.
Sel kanker kemudian menyerang jaringan di dekatnya dan dapat melepaskan diri dari tumor untuk menyebar (bermetastasis) ke tempat lain di tubuh.
Meskipun belum diketahui secara pasti apa penyebab kanker serviks, namun dapat dipastikan bahwa HPV berperan dalam berkembangnya kanker.
Selain itu, gaya hidup dan faktor lingkungan juga mempengaruhi paparan penyakit ini. Nah, untuk mencegahnya, Anda bisa melakukan langkah-langkah berikut ini :
Baca Juga: Apakah Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo Pernah Bertemu di Piala Dunia?
1. Mendapatkan vaksin HPV
Menurut pedoman dari American Cancer Society (ACS), jika Anda memenuhi syarat, Anda bisa mendapatkan vaksin HPV, yang mencegah virus berkembang biak.
Vaksin HPV direkomendasikan untuk praremaja usia 11 hingga 12, tetapi dapat diberikan sejak usia 9 tahun. Untuk wanita dewasa hingga usia 26 tahun, vaksin HPV juga dianjurkan.
Beberapa orang dewasa berusia 27-45 tahun yang belum mendapatkan vaksin ini, juga bisa mendapatkannya setelah berkonsultasi dengan dokter.
Bagi mereka yang berusia kurang dari 15 tahun, vaksin diberikan dua kali setiap 6 dan 12 bulan. Sedangkan pada usia lanjut, vaksin diberikan dalam tiga rangkaian suntikan.
2. Tes penyaringan
Tes skrining bertujuan untuk membantu mencegah kanker serviks atau menemukannya lebih awal.
Kantong tersebut berisi tes Pap (atau Pap smear) untuk mencari perubahan sel prakanker di serviks yang dapat menjadi kanker serviks jika tidak segera diobati.
Selain tes Pap, perlu juga dilakukan tes HPV untuk mengidentifikasi virus yang dapat menyebabkan perubahan sel. Kedua tes dapat dilakukan di klinik atau dokter.
3. Menjaga kebersihan Miss V
Miss V dapat mengatur keseimbangan pH, namun kebersihannya tetap perlu dijaga. Misalnya, memakai pakaian dalam yang nyaman dan tidak membuat area genital lembab.
Juga, jangan menyentuh area Miss V dengan tangan yang tidak steril. Itu berarti Anda perlu mencuci tangan secara teratur, terutama saat mencuci Miss V.
4. Berhubungan intim dengan cara yang sehat
Human papillomavirus dapat ditularkan dari orang ke orang selama kontak kulit ke kulit dengan area tubuh yang terinfeksi.
Jadi disarankan untuk berhubungan intim dengan cara yang sehat, baik hubungan intim vaginal, anal, maupun oral agar infeksi tidak menyebar.
Salah satu caranya adalah dengan menggunakan kondom atau alat kontrasepsi non hormonal.
5. Batasi jumlah pasangan hubungan intim
Mengutip dari laman American Cancer Society, Rabu 20 April, membatasi jumlah pasangan hubungan intim dan menghindari hubungan intim dengan orang yang memiliki banyak pasangan bisa mengurangi risiko terkena HPV.
Namun, karena HPV sangat umum, aman dan sehat untuk melakukan aktivitas dengan satu orang.
Baca Juga: Lionel Messi dan Argentina Jadi Daya Magnet Besar Piala Dunia 2022 Qatar, Kok Bisa?
Perlu diingat bahwa HPV dapat menginfeksi selama bertahun-tahun tanpa menunjukkan gejala.
Artinya diperlukan langkah-langkah medis yaitu dengan melakukan tes HPV atau Pap smear test untuk mengetahui secara dini dan mendapatkan pengobatan yang tepat. ***