Seks adalah aktivitas yang sangat pribadi dan secara universal sulit untuk dibicarakan. Pornografi memberi kita kesempatan untuk melihat orang lain bermain. Observasi bersifat mendidik. Ini menawarkan mengintip ke dunia seksualitas manusia.
Materi dewasa sangat membantu bagi mereka yang ingin belajar teknik dan mendapatkan ide-ide baru. Ini berguna untuk pria, wanita, dan pasangan yang ingin memperluas cakrawala seksual mereka.
Sebenarnya, segala sesuatu dalam hidup perlu dimoderasi. Terlalu banyak hal bisa menjadi masalah. Tapi melihat gambar dewasa untuk tujuan relaksasi, gairah, dan pendidikan adalah hal yang baik-baik saja.
Kita harus sangat berhati-hati dalam menggunakan istilah "kecanduan seks" yang mencakup semua itu ketika menggambarkan seseorang yang hanya menikmati dan menonton film porno dalam jumlah terbatas.
Mitos #3: Fetishis adalah pecandu seks
Fetish seksual berarti seseorang melakukan seksualisasi terhadap objek, tindakan, dan fantasi yang berada di luar norma. Fetish dapat melibatkan penggunaan benda-benda mati hingga bahkan tentang perilaku ritualistik.
Fetish seksual sangat kuat dan tidak pernah hilang; mereka terbentuk sangat awal dalam kehidupan. Penelitian saat ini mendukung fakta bahwa ada kecenderungan genetik terhadap fetish. Dalam hal fetish, kecenderungan genetik dipicu oleh rangsangan lingkungan.
Sayangnya, kebanyakan orang dalam komunitas terapeutik tidak memahami perbedaan antara fetish dan kecanduan seksual. Mereka menganjurkan konsep absolusi: penghentian pikiran, pemblokiran situs web, dan tidak pernah terlibat dalam perilaku fetisistik.