Pria yang ingin menjalani operasi transgender perlu menempuh terapi estrogen dulu guna memunculkan ciri reproduksi feminin.
Begitu pula dengan perempuan yang ingin menjalani prosedur kelamin ini, akan menjalani terapi testosteron guna mendapatkan efek sebagai pria.
Nah, kedua hormon ini tidak luput dari efek samping. Terapi estrogen bisa meningkatkan risiko pembentukan gumpalan darah pada paru-paru dan pembuluh darah di area
kaki.
Baca Juga: Ole Gunnar Solskjaer dalam Tekanan Setelah Kekalahan Manchester United
Kondisi ini tentu dapat memicu komplikasi saat operasi berlangsung.
Di sisi lain, terapi testosteron berisiko meningkatkan tekanan darah, penurunan respons tubuh terhadap insulin, dan perubahan abnormal pada jaringan lemak.
Perubahan ini berpeluang menimbulkan obesitas, hipertensi, serta diabetes di kemudian hari.
4. Masalah psikologis
Terlepas dari hasilnya, penting untuk dipertimbangkan bahwa efek samping operasi ganti kelamin tidak hanya memengaruhi fisik, tetapi juga kondisi mental pasien.
Penyesalan biasanya muncul saat operasi yang dijalani ternyata tidak membuat pasien merasa berada dalam tubuh yang selama ini ia dambakan.