Fenomena Ibu Zaman Dulu dan Sekarang. Kenapa Ibu Jaman Sekarang Penyakitnya Banyak?

- 5 Oktober 2021, 17:52 WIB
Fenomena Ibu Jaman Dulu dan Sekarang. Kenapa Ibu Jaman Sekarang Penyakitnya Banyak?
Fenomena Ibu Jaman Dulu dan Sekarang. Kenapa Ibu Jaman Sekarang Penyakitnya Banyak? /

JURNAL SOREANG – Pernahkah terlintas dalam pikiran Anda, kenapa ibu-ibu jaman dulu dan sekarang berbeda bahkan aneh-aneh penyakitnya. Baby blues, post partum depression, bahkan hingga bunuh diri sedangkan dulu mana ada?

Pertama, jaman dahulu empati dan kesadaran sosial orang-orang masih sangat tinggi. Jika ada perempuan yang baru saja melahirkan, hampir semua tetangga begitu peduli.

Entah mengirim makanan, entah itu membantu mengurus anak yang lebih besar. Kini, perilaku tersebut sudah sangat jarang terjadi, karena orang cenderung bersikap individualistis.

Baca Juga: Penuh Kemewahan, Inilah Alasan Kenapa Kota Dubai Bisa Sangat Kaya Raya, Bukan karena Minyak

Kedua, perempuan jaman dulu tidak terlalu dituntut untuk berkarir harus begini dan begitu. Dulu, para lelaki begitu sadar diri bahwa perempuan tidak boleh menjadi tulang punggung.

Lelaki merantau mencari nafkah, perempuan di kampung, diam di rumah. Kebanyakan dari mereka juga bahagia dengan kesederhanaan hidup.

Dari sisi orang tua pun tidak mengintervensi anaknya setelah menikah, sebab prinsip mereka adalah ketika anak perempuan mereka sudah menikah, menjadi seorang istri dan ibu, maka mereka sangat sadar telah melepas anak ke suaminya.

Baca Juga: Terkaya Didunia! Ini Penghasilan Uang Per Detik Sultan Hassanal Bolkiah Kerajaan Brunei Darussalam

Ketiga, jaman sekarang sikap masyarakat yang cenderung berubah itu kini jadi gampang mem-bully men-jugde tanpa cari tahu kebenarannya.

Perempuan yang fitrahnya baperan apalagi yang sedang hamil dan melahirkan, jelas tidak akan tahan jika terus dirongrong oleh kaum julid.

“Kok gitu sih cara ngurus anaknya, kok anaknya kurus, kok gak dikasih Asi sih, kenapa lahirannya caesar?” dan perkataan dan penilaian menyakitkan lainnya.

Baca Juga: Klasemen Medali PON XX Papua: DKI Jakarta Raih 38 Emas di Puncak dan Papua Pecahkan Rekor dengan 32 Emas

Sementara suami jaman sekarang juga belum tentu paham betul peran dan tugas mereka sebagai pemimpin dirumah, sebagai pelindung keluarga yang harus menjadi support system yang utama.

Sebab, ibu mereka dahulu tidak mengerjakan sikap empati dan peduli. Ini persis dengan ibarat Anda sudah belajar sungguh-sungguh selama 3 tahun di sekolah menengah atas, tapi ketika ujian hasilnya tidak memuaskan, lalu dengan mudahnya dikomentari “Masa nilainya jelek, yang rajin dong belajarnya.”

Keempat, system pendidikan yang hanya mementingkan ilmu dan tujuannya hanya untuk duniawi. Menjadikan anak robot dan mesin penghasil uang.

Baca Juga: HUT TNI ke-76, KSAD Andika Ungkap Kurangnya Peluru Mistral: Mobilnya Ada 56, Rudalnya Tinggal 88 Buah

Mungkin di sekolah tidak diajarkan untuk apa tujuan hidup di dunia, kebanyakan sekolah hanya mengajarkan ilmu pendidkan supaya besar bisa kuliah lalu kerja.

Membandingkan hidup maupun cara didik ibu jaman dulu dan sekarang sepertinya tidak pas. Justru harusnya keadaan anak-anak di jaman sekarang bisa jadi bahan introspeksi untuk para orang tua di jaman dulu.

Kenyatannya kini semuanya harus dijalani dengan perbedaan tantangan, situasi, dan system. Seperti sebuah hikmah yang mengatakan “Ajarilah anak-anakmu sesuai jamannya, karena mereka hidup di zaman mereka bukan zamanmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian.”

Baca Juga: Catat! Ini Perkiraan Jadwal Pembukaan Prakerja Gelombang 22, Simak Penjelasannya

Kemungkinan ibu-ibu yang sering mengumbar keluh kesahnya di social media itu karena tuntutan jaman sekarang yang lebih berat.

Sementara gaya didikan orang tuanya ya masih begitu-begitu saja. Percayalah ibu jaman dahulu juga pasti ada mengeluhnya, hanya bedanya dulu tidak ada social media seperti sekarang.

Suasana jaman dahulu juga jauh lebih tenang. Tidak ada gadget, siaran televisi pun hanya TVRI, anak-anak pun masih mudah diatur dan mudah diarahkan mengaji ke surau.

Baca Juga: Berikut Profil Tim Indonesia untuk Piala Thomas 2020, Andalkan Nomor Ganda Putra

Bandingkan dengan jaman sekarang, pada saat waktu magrib, justru acara di tv semakin merajalela dan tayangannya begitu menggoda iman.

Kalau bosan jaman dulu anak-anak paling main kerumah teman itupun jaraknya tidak jauh dari rumah. Tapi sekarang, ada mall, diskotik, tempat hura-hura bahkan sudah masuk pedesaan.

Dulu, mencuci masih bebas di sungai atau sumur dengan air yang bersih. Jaman sekarang penggunaan air pun harus hemat, sungai tidak sejernih dulu. Bahkan untuk memakai air harus bayar, masuk wc pun bayar.

Baca Juga: Saatnya Masjid Berdaya Secara Digital, Ratusan Pengurus Masjid Ikuti Pembinaan

Jaman dulu juga perempuan tamat SD tidak dipermasalahkan. Kini, sarjana pun dianggap tidak laku. Belum lagi masalah ekonomi yang makin mencekik. Kerja dari matahari belum terbit, pulang kondisi sudah malam, sedangkan gaji tidak cukup untuk kebetuhan hidup apalagi gaya hidup.

Masih banyak orang tua yang menganggap kesuksesan anak terletak pada tingginya karir, banykanya harta dan jabatan.

Anak dituntut harus punya rumah dan mobil, kalau tidak, bisa malu. Akhirnya anak pun menjadi stress karena harus mengejar karir, sehingga tidak fokus mengelola rumah tangga, urusan anak diserahkan pada baby sitter. Dengan dalih untuk membahagiakan, membanggakan dan memenuhi keingingan orang tua.

Sebaiknnya kita semua bisa belajar dari permaslahan yang terjadi agar tiadak menjadi ibu yang membuat anak-anak tertekan didekat kita.
Berhentilah untuk mem-bully dan menilai tanpa tahu kebenaranyna, lebih baik bantu dengan memberikan dukungan positif supaya bisa menjadi ibu yang bahagia.****

Editor: Handri

Sumber: Instagram


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah