Dokter Kulit dan Kelamin Ini Sarankan Tidak Menggunakan Masker Renggang, Ini Alasannya

- 1 Oktober 2021, 17:02 WIB
Ilustrasi masker.
Ilustrasi masker. /Unsplash.com/ Kobby Mendez

"Biasanya dapat ventilasi udara, microbiome bercampur tentu kalau ngomong ada ludahnya, napas dan lain sehingga microbiome berubah. Kita harus kembalikan lagi," katanya.

Dituturkan Arini, jika microbiome tak seimbang, efek baru akan muncul bila terjadi kerusakan pada skin barrier. Tandanya kulit terasa seperti ketarik, dan perlahan muncul iritasi, kulit menjadi merah-merah dan gatal.

"Orang dengan bakat seperti eksim atopik, penyakit psoriasis kalau microbiome enggak seimbang akan semakin parah atau kambuh. Penting banget sehari-hari harus merawat microbiome," kata Arini.

Untuk mengembalikan keseimbangan kesehatan microbiome yang merupakan mikroorganisme ini, ada sejumlah cara yang bisa dilakukan antara lain tidak menggosok-gosok kulit dengan kasar, dan hati-hati mengenakan bahan mengandung alkohol dan pH tinggi.

Baca Juga: 4 Cara Paling Ampuh Atasi Rambut Rontok

Cara lainnya mengenakan tabir surya karena sinar ultraviolet diketahui bisa merusak microbiome serta menjaga kebersihan kulit.

"Hati-hati suka over exfoliating, terlalu banyak pakai scrub, kalau skincare yang perlu itu yang lembut, tidak merusak mikrobiota, harus pakai moisturizer karena kalau kulit lembap lebih awet mikrobiome-nya, tetap pakai sunscreen karena UV bisa merusak mikrobiota,"
tambahnya. ***

Halaman:

Editor: Sam

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah