Sumpit kayu atau disebut juga chandas tersebut digunakan dengan mengulung-gulung bubur dan dicampurkan ke dalam sup serta sambal.
Satu porsi dari ambuyat ini bisa dinikmati atau dimakan oleh sekitar tiga sampai empat orang.
Sekilas, ambuyat ini memiliki kemiripan dengan makanan khas warga Papua dan Maluku yaitu papeda.
Baca Juga: Catat! Mau Nonton Langsung PON XX Papua 2021? Ini Syaratnya
Dikarenakan, memang keduanya memiliki bahan dasar pembuatan yang sama dari tepung sagu.
Selain sama terbuat dari bahan tepung sagu, ambuyat dan papeda pun sering dinikmati bersama ikan.
Hanya saja, yang membedakan keduanya terletak pada varian kuahnya. Papeda hanya dinikmati dengan kuah kuning saja.
Sementara itu, ambuyat memiliki varian kuah yang lebih banyak, dari sup ikan hingga saus tempoyak.
Baca Juga: Bikin Bangga! Inilah Deretan Anak Selebriti yang Berprestasi
Jika kita berkunjung ke Brunei Darussalam, ambuyat ini akan mudah ditemukan di rumah-rumah makan yang ada di sana.***