Waspada! Udara Kota Bandung Berada di Ambang Batas Sedang, Ini Penyebabnya

25 Agustus 2023, 15:21 WIB
ilustrasi polusi udara, Waspada! Udara Kota Bandung Berada di Ambang Batas Sedang, Ini Penyebabnya/ pexels.com / pixabay /

JURNAL SOREANG - Pencemaran udara semakin menjadi perhatian masyarakat, termasuk kualitas udara di Kota Bandung. Meskipun masih dalam kategori sedang, namun sudah mendekati tingkat tidak sehat.

Menurut Kepala Seksi Pemantauan Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung, Iren Irma Muti, faktor utama yang menyebabkan memburuknya kualitas udara adalah emisi gas dari transportasi sebesar 70 persen. Sisanya berasal dari pembakaran sampah rumah tangga dan cerobong pabrik serta genset.

Untuk mengatasi masalah ini, DLHK melakukan beberapa upaya seperti penanaman pohon untuk meningkatkan oksigen dan mengimbau para pegawai negeri sipil (PNS) di Kota Bandung agar minimal sekali seminggu menggunakan sepeda ke tempat kerja.

Baca Juga: La Liga : Kepa Arrizabalaga Starter, Celta Vigo Diprediksi akan Kalah 0-2 dari Real Madrid

Selain itu, DLHK juga bekerja sama dengan Dinas Perhubungan untuk meningkatkan penggunaan kendaraan umum.

Mereka juga telah melakukan uji emisi kendaraan bermotor secara signifikan untuk menerapkan area bersih emisi.

Dalam program tersebut, pemilik area parkir diminta hanya memperbolehkan kendaraan yang lulus uji emisi dan stiker harus diperbaharui setiap tahunnya.

Baca Juga: Info Bisnis: Harga Franchise dari Produk Kuliner Paling Laris, Cek Disini

Jadi kalau ada kendaraan yang tak memiliki stiker atau stikernya kadaluarsa tidak diperbolehkan masuk ke area bersih emisi.

Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk menghindari tempat-tempat ramai yang polusinya tinggi dan selalu minum air putih.

Menurut Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Sony Adam, meskipun penyakit ISPA tidak menunjukkan peningkatan dalam 6 bulan terakhir, tetap diperlukan kewaspadaan karena jika naik satu level lagi akan berdampak buruk pada kesehatan manusia.

Baca Juga: Giring Minta Maaf Buntut Ada Kader yang Hendak Pakaikan Jaket PSI ke Gibran

Sony menjelaskan bahwa ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi polusi udara seperti mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan menanam lebih banyak pohon.

Dinas terkait juga terus memantau emisi kendaraan dan memberikan rekomendasi jika kadar emisinya tinggi.

Jika seseorang terpapar udara yang tercemar, gejala awalnya adalah batuk atau bersin.

Baca Juga: Mengintip Daftar Harta Kekayaan 3 Capres di Pilpres 2024: Prabowo, Ganjar dan Anies. Siapa Paling Kaya?

Beberapa individu juga bisa merasa iritasi pada kulit atau mata menjadi merah.

Namun demikian, batuk dan bersin merupakan mekanisme pertahanan tubuh yang umum terjadi.

Pencemaran udara memiliki dampak besar pada kesehatan seseorang dengan dipengaruhi oleh faktor lingkungan sebesar 45 persen, perilaku manusia sebesar 30 persen, pelayanan kesehatan sebesar 20 persen, dan genetika sebesar 5 persen.***

Editor: Yoga Mulyana

Sumber: DLHK Kota Bandung

Tags

Terkini

Terpopuler