Untuk Selamatkan Nyawa, Bedakan antara Gejala Nyeri Dada Biasa dan Terkena Serangan Jantung, Ini Bedanya

18 September 2022, 20:54 WIB
Ilustrasi. Gejala serangan jantung yang wajib diwaspadai /Pixabay/

JURNAL SOREANG- Serangan jantung menjadi salah satu penyakit yang mematikan saat ini di Indonesia.

Namun memang sungguh kadang sulit membedakan antara nyeri dada biasa dan nyeri karena serangan jantung.

Untuk itu,  masyarakat diimbau waspada dan bisa membedakan mana gejala nyeri dada biasa dengan nyeri yang disebabkan akibat sindroma koroner akut atau yang biasa dikenal dengan serangan jantung.

Baca Juga: 6 Efek Samping Hubungan Intim Berlebihan pada Kesehatan Tubuh, Benarkah Bisa Rusak Penglihatan dan Jantung?

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dari Perhimpunan Dokter Kardiovaskular Indonesia (Perki) dr Ade Meidian Ambari Sp.JP mengatakan, nyeri dada yang berkaitan dengan gejala serangan jantung biasanya terasa nyeri di bagian belakang tulang dada dan rasanya seperti ditusuk benda berat.

Kemudian rasa nyeri tersebut menjalar ke lengan kiri seperti kesemutan, bahu, punggung, ke leher atau di rahang bawah sehingga terasa seperti tercekik.

"Apa yang membedakan, biasanya itu berlaku lebih dari 20  menit. Nyeri dada khas jantung kita sebutnya angina pektoris," kata dia dilansir dari ANTARA.

Baca Juga: Apa Benar Minum Kopi Sebabkan Sakit Jantung Karena Bikin Berdebar Kencang? Ini Jawaban Dokter Vito

Ade menjelaskan sebelum datangnya nyeri dada karena penyempitan pembuluh darah di jantung biasanya didahului dengan gejala otonom.

Beberapa gejalanya dianggap oleh sebagian masyarakat sebagai penyakit biasa seperti mual, muntah, sakit di bagian ulu hati, dan keringat dingin sehingga sering diabaikan.

"Tapi ada beberapa kelompok orang tua usia lebih dari 75 tahun atau pada wanita muda kadang-kadang tidak spesifik, gejalanya cuma sakit di ulu hati saja terus tiba-tiba serangan jantung," jelas dia.

Baca Juga: Apakah Hubungan Intim Berbahaya Bagi Penderita Jantung ?

Ade menyarankan apabila seseorang dengan usia di atas 40 tahun dan pernah menemukan gejala seperti disebutkan agar segera periksa kesehatan agar bisa menghindari terjadinya serangan jantung.

Beberapa faktor risiko dari penyakit jantung ini paling utama ialah paparan asap rokok. "Pasien penyakit jantung di RS Harapan Kita 67 persennya perokok," kata Ade.

Selain itu penyakit lain seperti hipertensi serta gangguan lemak kolesterol yang mengendap juga bisa menyebabkan penyumbatan dan penyempitan pembuluh darah yang berakibat pada penyakit jantung.

Baca Juga: Apakah Nyeri Dada Saat Hubungan Intim Perlu Dikhawatirkan? Benarkah Bisa Picu Serangan Jantung?

"Kalau kolesterol tinggi mengendap di dalam dinding pembuluh darah, lama-lama menumpuk terjadi penyempitan. Itu proses yang berlangsung lama, bisa lebih dari 10 tahun," kata Ade.  ***

Editor: Sarnapi

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler