JURNAL SOREANG – Baru-baru ini Indonesia digegrkan dnegan angka penyebaran HIV (human immunodeficiency virus) yang terjadi pada usia produktif.
Salah satunya yakni di Bandung, Jawa Barat dilaporkan bahwa lebih dari 5000 orang positif HIV.
Hingga saat ini HIV masih menjadi ancaman besar bagi dunia, karena masih belum ditemukan obat atau produk apapun yang bisa membantu kesembuhan pasien HIV secara 100 persen.
Pasien HIV juga rentan mengalami komplikasi karena sistem kekbalan tubuhnya menurun.
Sebagai informasi HIV adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4.
Jika makin banyak sel CD4 yang hancur, daya tahan tubuh akan makin melemah sehingga rentan diserang berbagai penyakit.
HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius yang disebut AIDS (acquired immunodeficiency syndrome).
AIDS adalah stadium akhir dari infeksi HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI tahun 2019, terdapat lebih dari 50.000 kasus infeksi HIV di Indonesia.
Dari jumlah tersebut, kasus HIV paling sering terjadi pada heteroseksual, diikuti lelaki seks lelaki (LSL) atau homoseksual, pengguna NAPZA suntik (penasun), dan pekerja seks.
Sementara itu, jumlah penderita AIDS di Indonesia cenderung meningkat.
Pada tahun 2019 lalu, tercatat ada lebih dari 7.000 penderita AIDS dengan angka kematian mencapai lebih dari 600 orang.
Akan tetapi, dari tahun 2005 hingga 2019, angka kematian akibat AIDS di Indonesia terus mengalami penurunan.
Baca Juga: Ide Menu Makan Siang Hari Ini: Resep Ikan Kuwe Bakar Kecap Mudah dan Praktis Dibuat
Hal ini menandakan pengobatan di Indonesia berhasil menurunkan angka kematian akibat AIDS.
Namun pada tahun 2022 ini dilaporkan bahwa kasus HIV mengalami kenaikan yang juga menjadi kekhawatiran masyarakat.
Dokter Spesiaplis penyakit dalam Indah Gianawati sempat membahas mengenai penularan HIV yang perlu diketahui oleh masyarakat.
Pasalnya, tak sedikit masyarakat yang meyakini bahwa penularan HIV hanya karena hubungan intim.
Namun pada kenyataannya, tidak selalu pasien HIV terpapar virus karena melakukan hubungan intim.
Karena penularan HIV tidak selalu melalui hubungan intim, hal itu juga dijelaskan lebih rinci oleh dokter Indah Gianawati.
Dirangkum JurnalSoreang.Pikiran-Rakyat.com dari YouTube Mitra Keluarga pada Selasa, 30 Agustus 2022, dokter Indah Gianawati mengatakan bahwa setidaknya ada 3 penularan HIV yang perlu diwaspadai, bukan hanya melalui hubungan intim.
3 penularan HIV yang perlu diwaspadai
1. Secara vertikal
Dapat terjadi pada ibu yang terpapar HIV menularkan kepada bayinya, yakni saat kehamilan, melahirkan, dan menyusui.
Sehingga, penting bagi ibu hamil untuk memeriksakan kondisi fisiknya apalagi yang berisiko terpapar HIV.
Baca Juga: Persib Bandung Dibantai PSM Makassar dengan Skor 5-1, Jupe Ingin Bangkit dari Keterpurukan Timnya
Karena bukan hanya pada bayi, baik bidan, dokter kandungan, bahkan perawat yang membantu persalinan pun bisa terpapar HIV jika ibu hamil tersebut melahirkan secara normal melalui Miss V.
Menurut para dokter, ibu hamil dengan HIV disarankan untuk melahirkan secara caesar, itu pun harus melalui prosedur yang ketat termasuk para tenaga Kesehatan yang menanganinya. Tujuannya yakni untuk meminimalisir penularan HIV.
2. Melalui transeksual
Penularan HIV dapat terjadi pada hubungan sejenis (homo seksual) dan hubungan lain jenis (hetero seksual).
Baca Juga: Mencuri Raden Saleh dan Sayap Patah di Bioskop Kota Bandung, Berikut jadwal Nontonnya Hari Ini
Bukan hanya seks bebas, pasangan suami istri yang sehat pun perlu untuk menjaga kebersihan dan kesehatan organ intim juga fisik secara umum.
Karena bisa saja penularan terjadi di luar, misalnya saat transfuse darah yang tidak steril, memasang tindik atau tato dengan jarum yang tidak steril, dan sebagainya.
3. Secara horizontal
Penularan dapat terjadi antar produk darah atau darah yang terpapar HIV. Hal ini salah satunya yakni narkoba.
Baca Juga: Prediksi Cinta Libra, Scorpio dan Sagitarius Hari Ini; Ambil Risiko dalam Urusan Cinta Asmara
Penggunaan jarum suntik yang bergantian akan rentan terhadap penularan HIV. Transfuse darah yang tidak steril, pemasangan tato atau tindik dengan jarum atau cara yang kurang bersih atau tidka streril.
Sementara itu menurut dokter Indah Gianawati, risiko tinggi penularan HIV terjadi melalui produk darah, cairan Miss V dan serviks, cairan sement, serta dapat melalui ASI.
Meskipun demikian, dokter Indah Gianawati menjelaskan bahwa ada beberapa cara menghindari penularan HIV yang bisa dilakukan.
Baca Juga: 5 Aturan Hubungan Intim saat Istri Hamil, Pasutri Wajib Tahu agar Kondisi Janin Tetap Aman
5 cara menghindari penularan HIV
1. Perilaku hidup sehat
2. Tidak melakukan seks bebas
3. Tidak melakukan jarum suntik bergantian termasuk pada pemasangan tindik dan tato
4. Hubungan intim memakai pengaman, jika berisiko
Baca Juga: Simak! Ramalan Shio Kelinci, Naga, Ular Hari Ini, Nikmati Beberapa Godaan dan Kesenangan
5. Bagi tenaga kesehatan dengan universal precaution
Itulah penularan dan cara menghindari penularan HIV menurut dokter Indah Gianawati.***