JURNAL SOREANG – Testosteron merupakan hormon yang dapat ditemukan pada manusia dan juga hewan.
Pada manusia terutama pria, testosteron ini diproduksi oleh testis dan pada wanita diproduksi oleh ovarium.
Produksi testosteron ini akan mengalami peningkatan secara signifikan selama masa pubertas hingga usia tiga puluh tahunan.
Dilansir Jurnal Soreang dari laman website healthline.com, hormon ini sering dikaitkan dengan dorongan untuk melakukan hubungan intim.
Pasalnya, hormon testosteron ini memiliki peranan penting dalam produksi sperma pada setiap laki-laki.
Selain itu, juga memengaruhi massa tulang dan otot, cara menyimpan lemak dalam tubuh, dan bahkan produksi sel darah merah.
Lebih dari itu, ternyata kadar hormon testosterone pria juga dapat memengaruhi suasana hatinya.
Ketika kadar hormon tersebut rendah, akan dapat menimbulkan berbagai gejala pada pria, di antaranya:
Penurunan gairah hubungan intim, lebih sedikit energi, penambahan berat badan, depresi, murung, tingkat percaya diri rendah, rambut tumbuh sedikit, dan tulang lebih tipis.
Baca Juga: Simak! Ramalan Shio Ayam, Anjing, Babi Hari Ini, Nikmati Waktu Bersama Teman dan Keluarga
Produksi testosterone yang rendah secara alami terjadi seiring bertambahnya usia, cedera pada testis.
Juga perawatan kanker seperti kemoterapi atau radiasi yang dapat memengaruhi produksi testosterone secara negatif.
Di samping beberapa kondisi tersebut, kondisi kesehatan kronis dan stress juga berdampak pada penurunan produksi testosteron.
Baca Juga: Netizen: Relate Banget! Lirik Lagu Nala-Tulus, Kisah Insecurity yang Kerap Terjadi
Beberapa di antaranya seperti penyakit AIDS, penyakit ginjal, alkoholisme, dan penyakit sirosis hati.
Lantas, bagaimana pengaruh penurunan testosteron pada wanita dewasa? Ternyata juga dapat menimbulkan beberapa gejala.
Seperti di antaranya libido rendah, kekuatan tulang berkurang, konsentrasi buruk, dan depresi.
Baca Juga: Liga Inggris : Sports Mole Prediksi Liverpool Tundukan Newcastle United 2-1
Penyebabnya pada wanita terjadi karena pengangkatan ovarium seperti penyakit pada hipofisis, hipotalamus, atau kelenjar adrenal.***