Mengenal Fenomena Duck Syndrome, Faktor dan Cara Mengatasinya, Apakah Kalian Termasuk?

16 Januari 2022, 17:23 WIB
Foto : Mengenal Fenomena Duck Syndrome. /Pexels/Billel Moula

JURNAL SOREANG – Melihat orang sukses dan meraih mimpinya dengan mudah tanpa ada halangan adalah sesuatu hal yang sangat hebat.

Sementara orang lain yang melihatnya, masih belum meraih kesuksesan apapun dalam hidupnya.

Sesekali berpikiran bisa mendapatkan kesuksesan dengan jalan yang mudah seperti orang lain yang sukses, namun sangat sulit untuk dicapai.

Baca Juga: Menjadi Brand Ambassador dari Beberapa Rumah Sakit di Korea Selatan, Simak 8 Fakta Lee Jeong Hoon Lainnya

Tetapi dalam kesuksesan orang itu, selalu ada tekanan atau masalah yang selalu tidak diperlihatkan kepada banyak orang.

Kondisi seperti itulah yang dinamakan Duck Syndrome, dimana hal itu mengacu pada sebuah prilaku seseorang yang sebenarnya merasa sedang tertekan atau banyak masalah, tetapi ingin terlihat baik-baik saja.

Secara khusus, ini dianggap menimpa orang yang terlalu bersemangat untuk terlihat seperti mereka tidak memiliki masalah apapun.

Seperti bebek yang tampak tenang di permukaan air, tetapi terus mendayung dengan panik agar tetap terapung di air.

Baca Juga: Wow! Pribadi Shio Tikus Darah O Ternyata Supel, Jujur, Setia dan Mudah Bergaul, Anda Termasuk?

Beberapa Faktor Penyebab Duck Syndrome
1. Tuntutan dari keluarga dalam masalha akademik dan pekerjaan
2. tekanan yang dapat diberikan media sosial
3. Memiliki keinginan untuk terlihat sempurna
4. Pernah mengalami trauma di masa lalu
5. Orang tua cenderung terlalu mengatur dan terlalu campur tangan dalam kehidupan anak-anak.

Dampak Dari Duck Syndrome

1. Mudah Gelisah
2. Selalu merasa dirinya tidak berguna
3. Selalu membandingkan dirinya dengan orang lain
4. Sulit menenangkan pikiran
5. Merasa gugup
6. Sulit tidur

Cara Mengatasi Duck Syndrome
1. Ubah pola pikir ke arah yang lebih positif
2. Hindari dulu media sosial untuk sementara waktu
3. Belajar menghargai diri sendiri
4. Mengenal kemampuan diri sendiri

Alangkah lebih baiknya jika mendatangi Psikolog, Psikiater atau konselor kesehatan mental berlisensi.***

Editor: Rustandi

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler