Pasar Tanah Abang: Dampak TikTok Shop dan Upaya Pemerintah untuk Mengatasi Tantangannya

- 20 September 2023, 09:49 WIB
Ilustrasi pakaian yang dijual di pasar tanah Abang, Pasar Tanah Abang: Dampak TikTok Shop dan Upaya Pemerintah untuk Mengatasi Tantangannya
Ilustrasi pakaian yang dijual di pasar tanah Abang, Pasar Tanah Abang: Dampak TikTok Shop dan Upaya Pemerintah untuk Mengatasi Tantangannya /Antara

JURNAL SOREANG - Pasar Tanah Abang, yang terletak di Jakarta, Indonesia, telah lama menjadi ikon sebagai pusat grosir busana terbesar di Asia Tenggara.

Sejak berdirinya pada tahun 1735, pasar ini telah menarik perhatian berbagai kalangan, mulai dari individu yang mencari pakaian sehari-hari hingga pedagang grosir yang menjual produk mereka ke berbagai provinsi di Indonesia.

Namun, belakangan ini, pasar ini mulai menghadapi tantangan yang signifikan akibat pesatnya perkembangan teknologi dan munculnya platform e-commerce seperti TikTok Shop.

Baca Juga: KPK Umumkan Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan Tersangka Korupsi LNG, Langsung Ditahan

Transformasi TikTok dari Media Sosial ke E-Commerce

TikTok, awalnya adalah platform asal China yang dikenal sebagai layanan berbagi video berdurasi pendek.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, fungsi TikTok telah berkembang pesat dan bergeser dari sekadar media sosial ke e-commerce.

Salah satu fitur utama yang mendorong transformasi ini adalah TikTok Shop, yang memungkinkan pengguna menjual produk mereka secara online.

TikTok Shop beroperasi serupa dengan platform e-commerce lainnya seperti Shopee dan Tokopedia.

Baca Juga: Apakah Minum Kopi Setiap Hari Baik untuk Kesehatan? Berikut Penjelasannya dari Ahlinya

Tantangan Bagi Pedagang Lokal di Tanah Abang

TikTok Shop mulai menjadi sorotan karena seringkali menjual produk dengan harga yang sangat murah, bahkan dibandingkan dengan produk serupa yang dijual di Tanah Abang.

Hal ini telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan pedagang lokal di Tanah Abang, seperti Anton, seorang pedagang baju gamis.

Anton melaporkan bahwa omzet hariannya telah merosot secara drastis, dari Rp20 juta menjadi hanya Rp2 juta per hari.

Ini adalah dampak langsung dari persaingan harga yang ketat dengan TikTok Shop.

Baca Juga: Sebelum Pemilu 2024, Cek Jadwal Kegiatan Tahapan Pencalonan DPR dan DPR Provinsi, Kapan Batas Akhir Pengajuan?

Salah satu contoh konkret yang dihadapi oleh pedagang seperti Anton adalah penurunan minat pembeli terhadap produk-produk lokal mereka.

Sebelumnya, seorang calon pembeli mungkin membeli baju gamis dengan harga Rp100 ribu dari pedagang lokal.

Namun, dengan hadirnya Tik Tok Shop, produk serupa bisa dibeli dengan harga hanya Rp39 ribu.

Untuk bersaing, pedagang lokal harus menurunkan harga mereka, yang kadang-kadang sulit untuk dipertahankan karena biaya produksi mereka sendiri.

Baca Juga: Masyarakat Kota Medan Wajib Tahu! Ini DCS Caleg DPRD Provinsi Sumatera Utara 1 Resmi KPU, Cek Nama-Namanya!

Implikasi untuk Pedagang Pakaian Wanita dan Usaha Mikro

Tidak hanya pedagang pakaian seperti Anton yang merasakan dampak TikTok Shop. Anggi, seorang pedagang pakaian wanita, juga mengalami penurunan signifikan dalam omzetnya.

Dia mencurigai bahwa harga murah di toko online dikarenakan oleh produk impor dari China yang membanjiri platform tersebut.

Dia berpendapat bahwa jika dia bergantung pada produk lokal, maka harganya tidak akan bisa bersaing dengan produk-produk yang dijual secara online dengan harga yang jauh lebih rendah.

Situasi ini mengakibatkan penurunan omzet hingga 90 persen bagi beberapa pedagang, dan beberapa dari mereka hanya berhasil menjual satu potong barang dalam sehari.

Baca Juga: Millenial Indonesia Maju Gelar Deklarasi untuk Dukung Gibran Jadi Pemimpin Nasional Indonesia

Selain itu, pesona Tanah Abang yang sebelumnya dikenal karena pengalaman jual-beli tatap muka dan harga grosir, sekarang mulai tergerus oleh pesatnya penjualan online.

Upaya Pedagang Lokal untuk Bersaing di TikTok Shop

Sejumlah pedagang di Tanah Abang mencoba untuk beradaptasi dengan situasi baru ini dengan bergabung dengan TikTok Shop.

Jesica, seorang pegawai baju gamis wanita di Tanah Abang, memutuskan untuk memperluas target pasar dengan berjualan secara online melalui TikTok Shop dan Shopee.

Namun, meskipun dia berusaha keras, hasilnya belum memuaskan. Salah satu masalahnya adalah kurangnya keterlibatan pengguna di TikTok Shop, yang membuatnya sulit untuk menarik perhatian calon pembeli.

Baca Juga: Presiden Tinjau Harga Komoditas Pangan di Pasar Jatinegara, Ternyata Komoditas Ini yang Tetap Tinggi Harganya

Masalah lain yang dihadapi oleh pedagang lokal yang mencoba bersaing di TikTok Shop adalah harga.

Mereka harus mempertimbangkan biaya sewa toko fisik mereka dan tetap menjaga daya saing harga agar tetap menarik bagi pedagang dari provinsi-provinsi lain yang membeli produk mereka untuk dijual kembali.

Upaya Pemerintah untuk Mengatasi Tantangan Ini

Pemerintah Indonesia, menyadari dampak yang signifikan dari perkembangan e-commerce terhadap pasar tradisional seperti Tanah Abang, berusaha untuk melindungi ekonomi domestik dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Menteri Koperasi dan UMKM, Teten Masduki, menekankan pentingnya memiliki regulasi yang mendukung transformasi digital dan melindungi pelaku ekonomi lokal.

Baca Juga: Begini Kemeriahan Saat Ibu Iriana dan Anggota OASE KIM Ajak Para Pelajar Bermain Permainan Tradisional

Salah satu upaya yang telah diambil oleh pemerintah adalah memperketat aturan perdagangan online.

Ini melibatkan revisi Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 50 Tahun 2020 tentang Ketentuan Perizinan Usaha, Periklanan, Pembinaan, dan Pengawasan Pelaku Usaha Dalam Perdagangan Melalui Sistem Elektronik.

Tujuan dari perubahan ini adalah untuk memberikan keadilan kepada pedagang lokal dan mengatasi persaingan yang tidak seimbang.

Selain itu, pemerintah juga akan mempertimbangkan persyaratan tambahan untuk impor barang-barang harian dan akan memeriksa legalitas barang yang masuk ke Indonesia.

Baca Juga: Presiden Jokowi Apresiasi Perkembangan Cepat PT Pindad, Ini Target Besar agar Masuk Industri Kelas Dunia

Hal ini dimaksudkan untuk melindungi pasar domestik dan mendorong pertumbuhan UMKM.

Pasar Tanah Abang, yang sebelumnya menjadi ikon grosir busana terbesar di Asia Tenggara, menghadapi tantangan serius akibat munculnya TikTok Shop dan e-commerce lainnya.

Pedagang lokal merasakan dampaknya dengan penurunan omzet yang signifikan, dan pesona pasar tradisional ini perlahan memudar.

Pemerintah Indonesia telah menyadari pentingnya melindungi pelaku usaha lokal, terutama UMKM, dari dampak negatif dari perkembangan e-commerce.

Baca Juga: Begini Kemeriahan Saat Ibu Iriana dan Anggota OASE KIM Ajak Para Pelajar Bermain Permainan Tradisional

Upaya telah dilakukan untuk memperketat aturan perdagangan online, mempertimbangkan persyaratan tambahan untuk impor barang harian, dan memeriksa legalitas barang impor.

Menghadapi masa depan yang penuh dengan persaingan online, pedagang lokal di Tanah Abang dan pasar-pasar tradisional lainnya di Indonesia berharap bahwa upaya pemerintah akan membantu mereka untuk tetap bersaing dan bertahan dalam ekosistem perdagangan yang semakin digital.***

Ikuti terus dan share informasi Anda di media sosial Google News Jurnal Soreang, FB Page Jurnal Soreang, YouTube Jurnal Soreang, Instagram @jurnal.soreang, dan TikTok @jurnalsoreang

Editor: Rustandi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah