JURNAL SOREANG - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir telah mengambil langkah signifikan dalam mendorong pendapatan perusahaan di bawah kementeriannya guna mengurangi ketergantungan pada penerimaan pajak sebagai satu-satunya sumber pendapatan negara.
Dalam sebuah acara yang bertajuk "Sound of Justice Road to Campus 2023" yang dilaksanakan di Universitas Airlangga Surabaya, Erick Thohir menjelaskan bahwa keberagaman pendapatan menjadi kunci penting bagi stabilitas ekonomi negara.
Ia menekankan bahwa model ekonomi Finlandia yang sangat bergantung pada pendapatan pajak tinggi tidak sepenuhnya cocok untuk Indonesia.
Hal ini karena tidak mungkin suatu negara hanya mengandalkan satu sumber pendapatan seperti pajak, terutama karena situasinya dapat berubah.
Indonesia tentu perlu untuk mencari keseimbangan dalam penerimaan, sebagaimana yang telah dilakukan melalui BUMN.
Sebagai negara yang mengusung prinsip pasar bebas, Indonesia juga perlu menjaga keseimbangan antara program pemerintah, sektor swasta, dan investasi.
Erick berpendapat bahwa keseimbangan ini akan memungkinkan BUMN untuk berperan efektif dalam memengaruhi pasar dan ekonomi.
Erick Thohir juga memberikan contoh konkret mengenai peran BUMN dalam mengintervensi pasar, dimana selama masa pandemi COVID-19, BUMN diamanatkan untuk membeli vaksin sebagai respons cepat terhadap situasi krisis.
Langkah ini menunjukkan bagaimana BUMN dapat menjadi alat yang efektif dalam mendukung kepentingan nasional.
Dalam upaya untuk mencapai tujuan tersebut, Erick Thohir akan menjalankan program "bersih-bersih" di BUMN.
Ia menggarisbawahi bahwa inisiatif ini bukanlah sekadar pencitraan, melainkan komitmen nyata untuk meningkatkan kinerja BUMN.
Baca Juga: Kemenkominfo Menghimbau agar Masyarakat tidak Membagikan Data Pribadi di Medsos
Melalui pendekatan ini, BUMN diharapkan mampu beradaptasi dengan perubahan zaman dan tuntutan pasar yang semakin kompleks.
Sebagai bagian dari langkah-langkah perbaikan ini, Kementerian BUMN telah merancang rencana jangka panjang hingga tahun 2034.
Erick Thohir menyebutnya sebagai "blueprint" yang bertujuan untuk merampingkan struktur BUMN.
Selama proses perbaikan yang sebelumnya telah dilakukan, jumlah BUMN telah dikurangi dari 108 menjadi 41, sementara kelompok BUMN berkurang dari 27 menjadi 12.
Erick Thohir juga mengungkapkan pencapaian yang mengesankan selama masa kepemimpinannya.
Profitabilitas BUMN yang semula hanya mencapai Rp 13 triliun kini telah mengalami peningkatan yang signifikan.
Saat ini pendapatan BUMN mencapai Rp250 triliun, yang merupakan hasil dari upaya efisiensi dan transparansi.
Lebih lanjut, Erick Thohir memotivasi agar BUMN menjadi instrumen yang mampu memberikan manfaat bagi negara dan masyarakat.
Ia berpendapat bahwa fokus bukanlah pada ukuran besar BUMN, melainkan pada bagaimana BUMN dapat dikelola dengan baik, bersih, dan efisien demi kepentingan bersama.
Dengan upaya terus-menerus untuk mengoptimalkan peran BUMN, Erick Thohir berharap dapat mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia, menjaga stabilitas keuangan negara, dan menciptakan lingkungan bisnis yang sehat serta berkelanjutan. ***
Ikuti terus dan share informasi Anda di media sosial Google News Jurnal Soreang, FB Page Jurnal Soreang, YouTube Jurnal Soreang, Instagram @jurnal.soreang, dan TikTok @jurnalsoreang