Bupati Garut Rudy Gunawan akan Memberikan Bantuan kepada Para Petani untuk Mengembalikan Kejayaan Jeruk Garut

- 8 Agustus 2023, 22:28 WIB
Bupati Garut Rudy Gunawan memperlihatkan Jeruk Garut. /Pemkab Garut/
Bupati Garut Rudy Gunawan memperlihatkan Jeruk Garut. /Pemkab Garut/ /

JURNAL SOREANG - Jeruk asal Garut pernah berjaya pada masanya. Tapi, kondisinya memprihatinkan gara-gara beberapa faktor di akhir tahun 1900-an. Kini, berbagai pihak sedang berupaya lagi mengembalikan kejayaannya.

Jeruk Garut, yang bernama Latin Citrus Nobilis Var.Chrysocarpha ini, diyakini sudah hadir dari beberapa abad yang lalu. Eksistensinya menasional, hingga diperkenalkan ke Eropa oleh Belanda di masa penjajahan.

Kemolekan Jeruk Garut bahkan 'diresmikan' oleh Pemerintah, melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 760/KPTS.240/6/99 yang diterbitkan tanggal 22 Juni 1999.

 

Dalam SK itu, Jeruk Garut ditetapkan sebagai Jeruk Varietas Unggul Nasional, dengan nama Jeruk Keprok Garut. Dilansir dari laman resmi Pemkab Garut, garutkab.go.id, penerapan jeruk Garut ini merujuk kepada Jeruk Garut yang merupakan salah satu komoditas pertanian unggul.

"Komoditas pertanian unggulan nasional yang perlu terus dipertahankan dan ditingkatkan kualitas maupun kuantitas produksinya," katanya.

Jeruk Garut juga, kemudian menjadi salah satu ikon, yang terdapat pada lambang Kabupaten Garut. Berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Garut Nomor 9 Tahun 1981, tentang Lambang Daerah Kabupaten Garut, pada Pasal 2 huruf G, berbunyi 'sebuah Jeruk Garut, berwarna kuning jeruk yang merupakan hasil spesifik dari Kabupaten Daerah Tingkat II Garut yang disebut dimana-mana dengan sebutan Jeruk Garut.

Baca Juga: Pelestarian! Dorong Perekonomian Masyarakat, Pemkab Garut terus Majukan Komoditas Jeruk Khas Kota Intan

Dalam catatan sejarah, Jeruk Garut ini berjaya setidaknya hingga akhir tahun 1900-an. Pada tahun 1987, populasi Jeruk Garut masih tercatat memiliki 1,3 juta pohon di Garut.

Dengan capaian produksi hingga 26 ribu ton per tahunnya. Namun kejayaannya sirna begitu saja, ketika material letusan Gunung Galunggung di tahun 1982 menghancurkan pohonnya.

Keadaan makin buruk, ketika penyakit Citrus Vein Phloem Degeneration (CVPD) yang bersumber dari bakteri bernama Lybers Bacteria Anticum menyerang.

Sejak saat itu, beragam upaya, kemudian dilakukan oleh pemerintah maupun pihak swasta, untuk terus menjaga eksistensi dari Jeruk Garut ini.

Meski kerap ditampilkan pemerintah dalam beragam acara, khususnya berkaitan dengan kegiatan pertanian, namun Jeruk Garut ini seakan tenggelam ditelan zaman.

 

Namanya, kemudian mulai disebut-sebut lagi, ketika Wakil Menteri Pertanian Harvick Husnul Qolbi datang ke Garut belum lama ini. Harvick, yang datang ke Kecamatan Cigedug salah satunya untuk melaksanakan panen jeruk, sempat menanyakan perihal Jeruk Garut ini kepada Pemkab dan petani. "Ini kalau bisa konsisten, bisa saya bawa ke istana," kata Harvick.

Lantas, sebenarnya seperti apa kondisi Jeruk Garut dewasa ini? Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut Beni Yoga menuturkan, sejak memasuki masa kritisnya di akhir tahun 1990-an, pemerintah terus berupaya untuk menjaga benih Jeruk Garut. Pemkab Garut telah menjalin kerjasama dengan Balai Benih Jeruk di Malang dalam memurnikan bibit Jeruk Garut.

"Kita sekarang ada Balai Benih Holtikultura. Di sana, ada benih induk Jeruk Garut. Ini khusus untuk pohon Jeruk Garut. Benih Jeruk Garut ini sudah kita murnikan dulu di Malang," katanya. Saat ini, kata Beni, Pemkab Garut punya lebih dari 300 ribu pohon Jeruk Garut, yang tersebar di lahan para petani. Jumlah yang masih sangat minim, karena Pemkab Garut sendiri menargetkan sebanyak 1 juta pohon yang bisa disebar ke petani.

Baca Juga: Simak! Berikut 5 Manfaat Jeruk Limau Kasturi untuk Kecantikan, Nomor 4 Paling Diidamkan

Permasalahannya, tak hanya sekadar itu. Yang lebih mengkhawatirkan, adalah tak banyak petani yang mau menanam Jeruk Garut secara konsisten. Masa panen yang dianggap lama, membuat para petani berpaling dan menanam jenis jeruk lainnya. Apalagi, adanya beragam komoditas lain seperti durian hingga alpukat, disebut Beni 'meracuni' para petani hingga tak mau lagi menanam Jeruk Garut. "Strategi dari kita sekarang, akhirnya di-mix. Petani diperkenankan untuk menanam jenis jeruk lain dengan persentase 40 persen. Tapi mereka wajib menanam Jeruk Garut, 60 persen," ungkap Beni.

Ketidakmauan menanam jeruk Garut juga, diakui oleh salah seorang petani jeruk asal Kecamatan Cigedug, Garut, Karim. Karim yang berbincang dengan JurnalSoreang.com di sela-sela kunjungan Wamentan tempo hari mengatakan, saat ini para petani sepertinya lebih memilih untuk menanam jeruk jenis Siem ketimbang Jeruk Garut.

"Karena panennya lebih cepat," ungkap Karim. Jeruk Garut, diketahui memiliki masa panen selama 4-5 tahun. Sedangkan, jeruk lainnya seperti Siem, bisa dipanen dalam jangka waktu 3 tahun. Hal inilah, yang kemudian dianggap para petani tidak menguntungkan dari jeruk Garut.

Masalah lainnya mengenai Jeruk Garut ini adalah, kurangnya investor yang mau turun tangan memodali Jeruk Garut. Bupati Garut Rudy Gunawan mengatakan, pihaknya akan memberikan bantuan kepada para petani, yang mau menanam Jeruk Garut.

 

Kualitas benihnya, kata Rudy, tak diragukan. Akan di-endorse oleh Institut Pertanian Bogor (IPB). "Ada kesulitan dari sisi investasi. Jadi, sebenarnya Pemda Garut sudah menyiapkan itu. Sekarang sudah kita siapkan petani. Kita akan berikan bantuan, petani siapa yang mau kita akan bantu. Menanam Jeruk Garut, dengan kualifikasi yang di-endorse oleh IPB," ungkap Rudy.

Kembalinya kejayaan Jeruk Garut ini, sebenarnya sangat dinanti oleh pasar. Menurut Kadistan Garut Beni Yoga, jeruk Garut selalu ludes habis dibeli di kebun milik petani oleh para pecintanya, tiap kali musim panen datang.

Salah satu alasannya adalah, para pecintanya meyakini jika Jeruk Garut bisa menyembuhkan penyakit. Mungkin hal itu benar adanya. Sebab, Jeruk Garut diketahui memiliki kadar air yang cukup tinggi. Dimana, setiap 100 gram Jeruk Garut mengandung air sebanyak 87,3 gram.***

 

Editor: Sarnapi

Sumber: Pemkab Garut


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah