JURNAL SOREANG- Tren dunia untuk mewujudkan energi bersih mendorong berbagai pihak untuk mulai beralih ke moda transportasi tenaga listrik rendah emisi.
Permintaan tembaga dunia pun akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) dan pengembangan pembangkit listrik berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT).
Terlebih, 65 persen kebutuhan tembaga dunia adalah untuk menghantarkan listrik.
Hal tersebut disampaikan Presiden Direktur PT FreeportIndonesia (PTFI), Tony Wenas dalam kunjungan para pemimpin redaksi media ke lokasi Smelter Manyar yang tengah dibangun di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Gresik baru-baru ini.
Ke depan konsumsi tembaga untuk kendaraan listrik dan energi terbarukan akan meningkat pesat. 65 persen tembaga di dunia digunakan pada aplikasi penghantar listrik.
"Kendaraan listrik menggunakan tembaga 4 kali lebih banyak dibandingkan kendaraan konvensional dan teknologi energi terbarukan menggunakan tembaga 4 sampai 5 kali lebih banyak dibandingkan pembangkit listrik berbahan bakar fosil,” ujar Tony.
Keberadaan smelter tembaga dengan design single line terbesar di dunia yang tengah dibangun PTFI ini, akan menjadi salah satu bagian dari ekosistem kendaraan listrik.