JURNAL SOREANG - Dollar As di tengah kondisi keuangan masyarakat Indonedia yang sedang melemah.
Dimana dollar AS pada hari ini Jum'at, 16 September 2022 dalam kondisi yang stabil.
Namun, dengan adanya kabar dollar AS tersebut, justru mata uang rupiah turun terjun bebas.
Baca Juga: Pahami! Pasutri Dilarang Melakukan Hubungan Intim dalam 5 Kondisi Ini, Bukan Cuma Haid atau Nifas
Dikutip dari twitter @Reuters, nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Jumat pagi melemah 47 poin.
Atau 0,32 persen ke posisi Rp14.945 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.898 per dolar AS.
Pada dolar AS sebelumnya melemah namun, setelah rely yang kuat di awal pekan walaupun ekspektasinya Federal Reserve.
Baca Juga: 5 Mitos Tentang Kemandulan Suami yang Masih Beredar dan Harus Berhenti Dipercaya
Sehingga menaikkan suku bunga lebih banyak, guna melawan inflasi alhasil obligasi pemerintah lebih tinggi dan dapat mempertahankan greenback dalam proses permintaan.
Dengan adanya posisi dollar naik, maka akan mendorong yuan di pasar internasional, hingga melewati ambang kritis di nilai 7 per dolar terjadi semalam untuk pertama kalinya dalam dua tahun lebih ini terjadi, dengan posisi yuan tetap di bawah tekanan pada 7,0032 di awal perdagangan Asia.
Yuan di pasar domestik berada di level berbahaya karena mendekati breakpoint, dan terakhir ditutup pada 6,9971 per dolar.
Pada proksi likuid yuan, Aussie mencapai level terendah selama dua bulan di nilai 0,6685 dolar AS pada Jumat pagi.
Kemudian, posisi Kiwi juga turun menjadi 0,5956 dollar AS, pada level terendah sejak Mei 2020.
"Saya pikir itu sebagian, saya pikir itu adalah level psikologis," ungkap Ray Attrill, kepala strategi valas di National Australia Bank.
Baca Juga: 6 Tips yang Bisa Dilakukan untuk Menjaga Kesehatan, Kepadatan Tulang dan Mencegah Osteoporosis
Kemudian, euro naik 0,14 persen menjadi 1,0008 dolar, sementara sterling naik 0,02 persen menjadi 1,1474 dolar.
Dollar turun 0,37 persen terhadap yen Jepang menjadi 142,96, sedikit terbantu oleh adanya intervensi mata uang.
Posisi pedagang sekarang fokus kepada kebijakan moneter oleh Federal Reserve, Bank Sentral Jepang (BOJ), dan Bank Sentral Inggris (BOE) pada minggu depan, dengan Fed seimbang.
"Penguatan dolar akan bertahan, setidaknya dalam waktu dekat. Dua faktor utama yang mendukung dolar AS masih ada, jadi kami memiliki perkiraan pasar yang sangat hawkish untuk FOMC ... mendapat prospek pertumbuhan global yang memburuk ini," kata Carol Kong, rekanan senior untuk ekonomi internasional dan strategi mata uang di Commonwealth Bank Australia.***