JURNAL SOREANG - Banyaknya pembahasan perihal kasus binary option, nyatanya memberi banyak manfaat untuk kasus lain.
Kasus binary option perlahan membuka beberapa kasus lain yang sudah terkubur hidup hidup karena penanganan kasusnya yang lamban.
Setelah kasus robot trading akhir-akhir ini terangkat karena masih berhubungan dengan binary option.
Kini muncul kembali kasus investasi dengan skema ponzi yang berkamuflase di koperasi.
Kerugiannya lebih gila lagi karena mencapai belasan triliun, uang yang tidak sedikit tersebut membuat banyak orang menderita.
Kasus ini terungkap setelah dalam Podcast Deddy Corbuzier dibahas mengenai penipuan koperasi dengan skema ponzi.
Patricia Gouw membuat keterangan mengejutkan setelah mengalami kerugian sebesar Rp2 miliar.
Kasus ini melibatkan Koperasi Indosurya atas dugaan menyalahi pasal perbankan yang dilakukan oleh Henry Surya, Suwito Ayub dan Jung Indria dengan kerugian sebesar Rp15 triliun.
Patricia Gouw mengaku sudah ada 6 ribu orang yang stress karena masalah ini, karena takut mereka 2 tahun bungkam.
Dirinya bilang takut karena menghadapi mafia kelas kakap. Sekarang dia berani bicara karena sudah siap secara mental.
Skema ponzi dikemas dalam jubah koperasi seolah memberikan deposito, padahal yang berwenang mengeluarkan deposit hanyalah bank.
Mereka berdalih bahwa ini adalah simpanan berjangka, atas nama koperasi Indosurya dalam pernyataanya.
"Mereka kena UU perbankan karena menghimpun dana masyarakat tanpa izin Bank Indonesia," ucap pengacara Patricia.
Baca Juga: Didiagnosa Menderita Skizofrenia, Amanda Bynes: Saya Terlihat Seperti Monster!
Alasan utama banyaknya korban adalah untuk berinvestasi, pada platform yang abal abal.
Mereka terbawa oleh orang terdekat tergiur bunga yang banyak yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut.
Akhir dari skema ponzi hanya menunggu waktu saja untuk bangkrut karena membutuhkan member baru.
Koperasi yang asli dananya hanya dipinjamkan pada anggota, sementara di Indosurya mereka memberi bunga dari member baru dan sisa uang dibawa kabur.
Banyak juga staf koperasi perlahan satu persatu dipecat oleh Koperasi karena disinyalir mereka diambang kehancuran.
Barang sitaan belum banyak dari 15 triliun baru ada 1,5 triliun diduga ada oknum yang masuk angin karena Henry Surya orang kuat.
Bahkan sudah ada korban jiwa karena meninggal gantung diri bunuh diri rugi 1,5 miliar.
Ada juga yang meninggal karena gagal bayar rumah sakit dan meninggal karena semua uang ada disitu.
"Skema ponzi itu ada orang nyoba nyoba sampai jual rumah buat masuk kesana," kata Deddy.
"Pada 20 Februari 2020 Jokowi bilang basmi skema ponzi," tambah pengacara.
Baca Juga: Persiapan Comeback, Big Bang Sudah Beres Syuting Video Klip Mereka!
"Indonesia lagi lucu ya belakangan ini karena banyak hal seperti ini, aduh lucu sekali," ungkap Deddy Corbuzier
Namanya sekarang dirinya dikaitkan dengan kasus Indra Kenz karena disinyalir pernah memberi dana pada Deddy untuk memberi Dewa Kipas saat itu.
"Ada orang-orang alay manas manasin ini Deddy corbuzier ngasih dewa kipas, padahal bisa gua balikin 2 kali lipat," ungkap Deddy.
Skema ponzi banyak terjadi itu terlihat tidak ada hanya karena mereka berkamuflase dengan bungkus yang berbeda-beda.
"Banyak yang kena robot trading ribuan orang terkena robot trading Fahrenheit, DNA Pro dll," ungkap pengacara.
Dari beberapa kasus yang saat ini mulai mencuat tiga hal tersebut memunculkan satu nama yaitu skema ponzi.
Skema investasi tipu-tipu ini sejatinya menjadi primadona oknum-oknum jahat yang memanfaatkan kurangnya edukasi perihal investasi.
Kerugian dan korbannya pun tidak main main, dari binary option, koperasi dan robot trading saja masing-masing sudah memakan korban puluhan ribu di Indonesia.
Untuk kerugiannya bisa mencapai ratusan triliun, dari data satgas waspada investasi saat ini kerugian karena investasi bodong di indonesia sudah tembus di angka Rp117 triliun.***