JURNAL SOREANG- Siang, Kamis, 14 Oktober 2021, Kedai Es Teler di Bumi Parahyangan Kencana, Kabupaten Bandung, tampak sepi. Bahkan, ketika seorang emak-emak datang mengucap salam pun si penjualnya tidak ada di tempat.
Untung emak-emak itu cukup gigih dan sabar menanti kehadiran si penjual es teler.
Lho, kok kedai ditinggalkan sih? Emak-emak itu penasaran. Dia masuk lebih dalam.
Ternyata si penjual sedang asyik mengerjakan sesuatu di pojok dekat pintu masuk rumahnya.
Tentu saja, Mang Andi, penjual es teler itu segera menyambut dan segera melayani pembelinya.
Sambil tersenyum Mang Andi mengaku, selama pandemi Covid-19 ini kedainya sepi.
“Per hari hanya laku 10 sampai 15 porsi,” ucapnya.
Dia tidak mengeluh. Dengan omset 10-15 porsi pun, katanya, alhamdulillah berkah.
Baca Juga: Penjual Sapi Qurban di Cilengkrang Kabupaten Bandung Sepi Pembeli
Es teler buatan Mang Andi, menurut emak-emak yang beli itu enak rasanya, dan terbilang murah harganya, hanya Rp8 ribu per porsi.
“Sayang sekali banyak orang tak tahu,” emak-emak itu menyesali.
Tapi, kata Mang Andi, kalau hari Minggu, kedainya cukup ramai, karena setiap Minggu ada pasar kaget di sekitarnya.
Selain es teler, setiap Minggu ditambah kupat tahu dan gado-gado buatannya sendiri.
Baca Juga: Miss U Bobotoh Persib: Hendra Haeruna, Fotografer Bobotoh yang Banting Stir Jadi Penjual Kerupuk
Omsetnya pun lumayan. Di hari Minggu, omset es teler bisa mencapai dua kali lipat dari omset hari-hari biasa. Sedangkan omset dari kupat tahu dan gado-gado Rp600 ribuan.
Profit dari omset tersebut? “Alhamdulillah ada,” Mang Andi tersenyum lagi.
Dia senantiasa bersyukur kepada Allah. Baginya, kondisi sehat wal afiat di tengah pandemi sudah merupakan keuntungan yang patut disyukuri. ***