Baca Juga: Gegara Penyebutan Kopi Espresso, Rating Rumah Sekara Hancur, Pemilik Buka Suara
Sebelum jadi pebisnis kopi, Dian bekerja sebagai karyawan bank swasta di Kota Bandung. Lalu dirinya sepakat dengan sang istri, Windisari Maulanie, untuk berhijrah dan mulai belajar wirausaha pada tahun 2014.
Bidang usaha yang pertama ditempuhnya adalah berniaga, menjual berbagai macam produk di pasar tumpah mingguan di kawasan Pemkab Bandung, mulai dengan menjual produk konveksi seperti baju gamis, dompet, rak gantung sepatu, dan produk lainnya.
Tapi, katanya, qodarulloh bisnis produk tersebut menemui jalan buntu. Soalnya, kawasan tempat berjualan di pasar tumpah ditertibkan, sering pindah-pindah lokasi, sehingga akhirnya bisnis tersebut tidak dilanjutkan.
Kini, Dian mengaku, tidak ada niat mengganti usaha kopi, justru ingin terus mengembangkannya. Pasalnya, usaha ini banyak maslahatnya untuk banyak orang, mulai dari petani, prosesor pasca panen, trader, pemilik kedai dan pegiat kopi lainnya.
Bahkan, di tengah pandemi Covid-19, omzet Pituin Coffee meningkat. “Alhamdulillah atas bantuan dan ridho Alloh, usaha kami tetap jalan lancar, tidak ada pengurangan karyawan,” ucap Dian yang didukung tiga karyawannya.
Tentu saja dalam bisnis musti punya strategi. Dan strategi yang dilancarkan Dian adalah bertawakal minta pertolongan Alloh atas semua kondisi yang terjadi. Tentu saja diiringi dengan ikhtiar seperti melakukan berbagai usaha promosi dan penjualan secara online.***