Top, dari dalam Gang Perkampungan, Pituin Coffee Menembus Mancanegara

- 13 Oktober 2021, 22:21 WIB
Pemilik Kedai Kopi Pituin, Dian Farid Hapidi.
Pemilik Kedai Kopi Pituin, Dian Farid Hapidi. /

JURNAL SOREANG- Terang lampu temaram menyambut saat para pelanggan mendatangi kedai kopi di dalam gang perkampungan, tepatnya di Gang Masjid Al Abror 2, Jalan Bojongbuah Rt 02 RW 04 Desa Pangauban, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung.

Kesan asri dengan hijaunya pepohonan meliputi suasana kedai tersebut. Hampir semua sudutnya dikelilingi tanaman hias. Iklim mikro di kawasan kedai ini cocok untuk bersantai menikmati kopi berkualitas tinggi dari tim peracik kopi, jauh dari kebisingan dan polusi knalpot kendaraan.

Malam itu pun dua kursi menghadap meja persegi panjang diletakkan di teras kedai. Di sana, sejumlah pemuda sedang asyik mengobrol. Sesekali mereka menyeruput kopi hitam yang mereka tuangkan dari wadah berbentuk mirip lampu bohlam. Setelah itu, mereka lalu menghisap rokok. Begitu seterusnya. Kopi dan rokok seakan jadi pelengkap kongkow mereka.

Baca Juga: Jelajah Kopi 2021, Upaya Dongkrak Ekonomi bagi Petani dan Pengusaha Kopi di Sektor Wisata Edukasi

Nama kedai itu adalah The Pituin Coffee House yang juga disebut Kedai Kopi Pituin. Suasana serupa hampir terjadi setiap malam di kedai ini. Apalagi kalau malam minggu, pengunjung kedai berwawasan lingkungan itu meningkat hampir dua kali lipat. Tak hanya kopi yang mereka pesan, tetapi juga aneka makanan ringan.

Karena tata ruang dibagi dua, para pengunjung Kedai Kopi Pituin pun terbagi dua. Pengunjung yang suka merokok ngumpul di teras kedai. Sedangkan mereka yang anti asap rokok kongkow di dalam kedai.

“Kami memfasilitasi tempat untuk pelanggan yang tidak merokok supaya bisa ngopi nyaman bebas asap rokok di ruangan,” kata Pemilik Kedai Kopi Pituin, Dian Farid Hapidi, ketika dihubungi, Rabu, 13 Oktober 2021.

Baca Juga: Sahrul Gunawan Berharap Jelajah Kopi Berdampak pada Ekonomi Petani Kopi

Saat ini, imbuhnya, kebiasaan ngopi bukan didominasi bapak-bapak atau laki-laki saja, tetapi anak-anak muda milenial juga gemar duduk di Kedai Kopi Pituin sambil mengerjakan tugas kuliah, ngumpul kopdar komunitas, bahkan pengajian anak-anak muda “hijrah”.

Dian memaparkan, Kedai Kopi Pituin mulai dirintis pada tahun 2017, setelah dia diajak guru ngajinya ke kawasan Cimaung, salah satu penghasil kopi terbaik di Jawa Barat. Dari sanalah Dian mulai tergugah untuk merajut kembali silaturahmi dengan para petani di kawasan kaki Gunung Malabar, tepatnya di Desa Mekarjaya, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung.

Disebut kembali merajut silaturahmi, karena dulu, tahun 2006, Dian bersama petani di sana pernah melaksanakan program sosial penghijauan lahan kritis dengan menggunakan Kopi Arabika dan Bambu.

Baca Juga: Harga Segelas Kopi di Brunei Darussalam Lebih Mahal dari Satu Liter BBM, Youtuber ini Jelaskan Penyebabnya

Di awal, Dian fokus pada pendampingan petani agar menanam kopi dengan kaidah lingkungan yang baik. Tidak terlalu banyak menggunakan pupuk kimia, fokus pada pupuk organik dari kandang kambing yang dimiliki petani, dan menerapkan sistem tumpang sari tanaman.

Karena kopi berbuah setelah 2-3 tahun ditanam, dan setelah itu akan panen setiap tahun, maka, kata Dian, selain tanaman kopi, petani juga menanam tanaman sela lainnya, seperti palawija, ubi, kacang tanah, jagung, dan lain lain, sebagai penghasilan jangka pendek, sambil menunggu masa panen kopi.

Pasca panen mulailah Pituin Coffee berproses hingga menghasilkan greenbean kopi. Lalu, Dian menjual greenbean itu ke keda-kedai kopi dan tempat sangrai kopi (roastery) di berbagai kota se-Indonesia sampai mancanegara.

Baca Juga: Fakta Brunei Darussalam yang Jarang Diketahui, Harga Satu Liter BBM Lebih Murah dari Segelas Kopi

“Alhamdulillah atas pertolongan dan ridho dari Alloh, Greenbean Kopi Pituin sudah tembus ke Korea Selatan dan Malaysia, dan diterima dengan baik oleh penikmat kopi di sana, dan menjadi best seller kopi di beberapa kedai di Malaysia,” terangnya.

Setelah usaha dagang greenbean berjalan baik, lanjutnya, mulailah membuka coffee shop yang alhamdulillah berjalan baik pula, berkah sampai saat ini.

Dian menegaskan, kualitas Pituin Coffee sangat terjaga. Pasalnya, dia memahami proses kopi dari hulu ke hilir, mulai dari menjaga kelestarian kawasan pertanian kopi dengan menjaga kaidah lingkungan hidup, memilih biji kopi petik merah saja, proses pasca panen yang baik, sampai proses roasting atau sangrai kopi yang baik, demi menghasilkan kopi yang baik, sehat dan halal.

Baca Juga: Gegara Penyebutan Kopi Espresso, Rating Rumah Sekara Hancur, Pemilik Buka Suara

Sebelum jadi pebisnis kopi, Dian bekerja sebagai karyawan bank swasta di Kota Bandung. Lalu dirinya sepakat dengan sang istri, Windisari Maulanie, untuk berhijrah dan mulai belajar wirausaha pada tahun 2014.

Bidang usaha yang pertama ditempuhnya adalah berniaga, menjual berbagai macam produk di pasar tumpah mingguan di kawasan Pemkab Bandung, mulai dengan menjual produk konveksi seperti baju gamis, dompet, rak gantung sepatu, dan produk lainnya.

Tapi, katanya, qodarulloh bisnis produk tersebut menemui jalan buntu. Soalnya, kawasan tempat berjualan di pasar tumpah ditertibkan, sering pindah-pindah lokasi, sehingga akhirnya bisnis tersebut tidak dilanjutkan.

Baca Juga: Bukti Cinta Jessica Jung Kirimkan Truk Kopi Ke Sang Adik Krystal f(x) di Lokasi Syuting 'Police University'

Kini, Dian mengaku, tidak ada niat mengganti usaha kopi, justru ingin terus mengembangkannya. Pasalnya, usaha ini banyak maslahatnya untuk banyak orang, mulai dari petani, prosesor pasca panen, trader, pemilik kedai dan pegiat kopi lainnya.

Bahkan, di tengah pandemi Covid-19, omzet Pituin Coffee meningkat. “Alhamdulillah atas bantuan dan ridho Alloh, usaha kami tetap jalan lancar, tidak ada pengurangan karyawan,” ucap Dian yang didukung tiga karyawannya.

Tentu saja dalam bisnis musti punya strategi. Dan strategi yang dilancarkan Dian adalah bertawakal minta pertolongan Alloh atas semua kondisi yang terjadi. Tentu saja diiringi dengan ikhtiar seperti melakukan berbagai usaha promosi dan penjualan secara online.***

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah