Metode yang digunakan dalam kegiatan pemberdayaan ini adalah metode social group work dengan transfer teknologi ini yaitu pemberian materi dan demonstrasi.
"Materi yang disampaikan berupa proses pembuatan media tanam dan jenis bibit tanaman sayuran. Para peserta menyimak paparan dari pemateri yang dilanjutkan dengan demonstrasi pembuatan media tanam dan jenis bibit yang dibisa dipakai," ujarnya.
Tim Unpas mendatangkan Nara sumber dari Kios Agro Indonesia yang melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengena teknik pembibitan serta membuat media tanam.
"Di Indonesia, dalam usaha mewujudkakan kesejahteraan keluarga bukan monopoli tanggung jawab kepala keluaga, tetapi juga ibu rumah tangga harus berperan serta ikut mengambil peranan dalam menambah penghasilan keluarga. Hal ini sangat terasa saat pandemi," katanya.
Selain memberikan pelatihan mengenai dasar membuat hidroponik, menurut Yuyun, tim juga memberikan pembinaan kewirausahaan, pelatihan pemasaran serta pelatihan pengemasan hasil produksi agar menarik selera pasar.
Baca Juga: Industri Keripik Kentang Masih Tradisional, Prodi Administrasi Bisnis FISIP Unpas Ikut Benahi
"Awalnya warga khususnya kaum ibu kurang berminat terhadap pelatihan hidroponik ini. Namun demikian setelah dilakukan penyuluhan dan pelatihan serta pendekatan-pendekatan yang lebih humanis, sebagian besar warga kemudian mengikuti kegiatan ini dengan penuh semangat hingga selesai," kata Yuyun yang menambahkan pelatihan juga bekerja sama dengan PKPU Jabar.
Dia menambahkan, pelatihan ini secara umum dapat meningkatkan pemahaman dan kesadaran warga Kelurahan Kiaracondong terhadap konsep intensifikasi pemanfaatan pekarangan, dan pentingnya sayuran sehat bebas pestisida bagi kesehatan tubuh.
"Pengabdian masyarakat yang berkaitan dengan intensifikasi pemanfaatan pekarangan serta teknik budidaya sayuran dengan sistem hidroponik ini masih sangat diperlukan oleh sebagian besar masyarakat," katanya.