Tolak Rencana Impor Beras 1 Juta Ton Tahun 2021, Kebijakan ini Merugikan Petani Saat Panen Raya

- 7 Maret 2021, 16:04 WIB
Petani Kota Tasikmalaya sedang mengumpulkan padi hasil panen. SPR menolak rencana impor beras 1 juta ton tahun 2021 karena akan merugikan petani.*
Petani Kota Tasikmalaya sedang mengumpulkan padi hasil panen. SPR menolak rencana impor beras 1 juta ton tahun 2021 karena akan merugikan petani.* /Asep MS/

 

JURNAL SOREANG- Anggota DPR RI, Johan Rosihan, dengan tegas menyatakan penolakannya atas rencana pemerintah melakukan impor beras sebanyak 1 juta ton untuk memenuhi kebutuhan pangan tahun 2021.

Kebijakan ini dinilai  tidak berpihak pada kepentingan petani apalagi dilakukan pada saat petani sedang panen raya.

"Jelas ini merugikan petani dan wajib kita tolak agar pemerintah menyadari tidak hanya memikirkan stok beras, tapi juga yang paling penting adalah memperhatikan nasib petani dengan membuat kebijakan yang berpihak pada kepentingan petani," ujar Johan dalam pernyataannya, Minggu 7 Maret 2021.

Baca Juga: Pemerintah Akan Impor Beras 1 Juta Ton Tahun 2021, Anggota DPR: Kok Aneh Ya

Johan selaku Anggota Komisi IV DPR RI menilai kebijakan rencana impor beras 1 juta ton untuk penyediaan stok dalam negeri akan berdampak semakin terpuruknya sektor pertanian  dan selalu merugikan petani.

"Pemerintah sebaiknya jangan lah selalu membangun narasi akan meningkatkan produksi beras melalui berbagai program. Namun fakta kebijakan yang digulirkan malah ironi seperti memotong anggaran lertanian dan selalu melakukan impor beras yang terbukti merugikan petani," kata wakil rakyat asal NTB ini.

Wakil rakyat asal FPKS ini mengungkapkan petani selalu merugi akibat dampak impor beras  karena harga penjualan tidak mampu untuk menutup ongkos produksi.

Baca Juga: Pos Lalulintas Dangdeur Resmi Beroperasi, Muspika Bagikan 20 Karung Beras dan 1000 Masker Gratis

"Seringkali beras dari petani kita tidak terserap di pasaran dan Bulog juga terkadang tidak mampu menyerap hasil produksi beras dari petani. Kondisi ini menyebabkan petani kita selalu berada pada keadaan merugi terus-menerus," tutur Johan.

Pemerintah harusnya memperhatikan nasib petani yang berharap pada saat panen dan dengan harga yang disesuaikan ongkos produksi. 

"Apalagi kalau bisa dapat meraup keuntungan lebih-lebih ketika harga tinggi. Namun akibat beras impor, turunnya harga saat panen raya akan mendatangkan kerugian," katanya.

Baca Juga: Ternyata Ada Beras dari Singkong, Ini Karya Bulog

Apabila terjadi gagal panen, kondisi yang dihadapi petani lebih memprihatinkan, dampaknya adalah semakin banyaknya petani miskin di Indonesia.

"Kami mendesak  pemerintah segera membatalkan rencana impor beras ini demi kedaulatan pangan nasional.  Kami ingatkan pemerintah bahwa kita tidak perlu impor beras saat ini karena ketersediaan kita cukup dari produksi dalam negeri," katanya yang menambahkan  pemerintah fokus pada stabilitas harga dan pasokan pangan agar kemandirian pangan kita semakin baik.***

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah