Tekanan Inflasi Global Masih Tinggi, Ini yang Dilakukan Menkeu agar Ekonomi Indonesia tetap Stabil

5 Oktober 2022, 15:11 WIB
Resesi dikhawatirkan dan dihindari semua negara / pexels / /

JURNAL SOREANG - Apa itu resesi? baru- baru ini bank dunia naikan suku bunganya.

Dengan begitu penting diketahui apa itu resesi terutama bagi kalangan masyarakat luas pada umumnya.

Apa itu resesi?, menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) jika artinya dapat disederhanakan.

Baca Juga: Tragedi Stadion Kanjuruhan PSSI Beri Sanksi Arema FC Mulai Denda Rp250 juta Hingga Sanksi Seumur Hidup

Yakni resesi adalah suatu kondisi di mana perekonomian suatu negara sedang memburuk.

dilihat dari produk domestik bruto (PDB) terjadi negatif, pengangguran meningkat, serta pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut.

Dikutip dari antaranews, yang paling mengejutkan terjadi pada bank dunia saat bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed).

Baca Juga: Lionel Messi Akan Cetak Sejarah Bersama PSG di Liga Champions 2022, Jika Berhasil Lakukan Ini?

Menaikan suku bunga senilai 75 basis points (bps) untuk membendung inflasi yang telah mencapai 8,3 persen pada Agustus 2022.

Kemudian, hal tersebut direspon oleh Bank Indonesia (BI) dengan membawa suku bunga acuan 50 bps menjadi 4,25 persen.

Kondisi ini ditanggapi oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani sebagai salah satu langkah strategis dalam menjaga perekonomian agar tetap stabil.

Baca Juga: Besok! Rizky Billar Dijadwalkan Jalani Pemeriksaan Penyidik Soal Dugaan KDRT terhadap Lesti Kejora

“Tekanan inflasi global yang masih tinggi mendorong kenaikan suku bunga di banyak negara serta berpotensi meningkatkan cost of fund dan lebih ketatnya likuiditas,” ucap Sri pada Selasa, 27 September.

Menkeu mencontohkan, bank sentral Inggris tercatat sudah menaikan rate hingga 200 bps sepanjang tahun ini menjadi 2,25 persen.

Terus, Brazil 450 bps menjadi 13,75 persen, India menaikan suku bunga 140 basis pbs menjadi 5,40 persen, dan negara-negara Eropa menaikan 125 bps menjadi 1,25 persen.

Baca Juga: Ungkap Penyebab Tragedi Kanjuruhan, Benarkah Rivalitas Arema FC dan Persebaya jadi Alasannya Utama Kerusuhan?

Sementara, Indonesia melalui BI diketahui baru menaikan 75 bps sejak awal tahun menjadi 4,25 persen.

“Ini adalah tren yang pasti akan memberikan dampak pada kinerja pertumbuhan ekonomi. Bank Dunia beberapa waktu lalu sudah menyampaikan jika seluruh bank sentral melakukan peningkatan suku bunga secara cukup ekstrem dan bersama-sama maka dunia pasti mengalami resesi di tahun 2023,” ucap Sri lagi.

“Oleh karena itu pemerintah akan tetap melakukan langkah antisipasi atas kinerja ekonomi global yang akan melemah akibat inflasi tinggi dan kenaikan suku bunga ini,” pungkas Sri Menkeu RI.***

Editor: Ade Mamad

Sumber: antaranews.com

Tags

Terkini

Terpopuler