Pemerintah Harus Optimalkan Sektor Pertanian untuk Pemulihan Ekonomi Nasional

2 September 2022, 21:21 WIB
Bupati Bandung, Dadang Supriatna mendampingi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo di Kecamatan Pasir Jambu, Kabupaten Bandung, Rabu 26 Januari 2022 /Dok. Pemkab Bandung

JURNAL SOREANG- Anggota Komisi IV DPR RI, Johan Rosihan menyampaikan bahwa laju pertumbuhan ekonomi untuk sektor Pertanian dan perikanan sepanjang 2017-2021 dinilai tumbuh sebesar 1,84% (Years on Years).

Menurut Johan,  hal ini ditopang oleh pertumbuhan produksi komoditas perikanan dan perkebunan, namun sangat disayangkan dukungan APBN pada setiap tahun selalu lebih rendah sehingga tidak berpengaruh signifikan dalam menyelamatkan nilai pertumbuhan ekonomi secara nasional.

Hal ini diutarakan Johan saat mengikuti Rapat Kerja Gabungan yang membahas tentang Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) bersama Menteri Pertanian, Menteri Kelautan dan Perikanan serta Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Gedung DPR RI, Senin 29 Agustus 2022.

Baca Juga: Dunia Terancam Krisis Pangan, RAPBN 2023 Kurang Fokus Garap Pertanian? Ini Penjelasannya

Selanjutnya Johan menekankan agar pemerintah memberi ruang fiskal yang besar dengan meningkatkan anggaran pada sektor Pertanian dan perikanan.

Hal ini agar potensi sektor tersebut bisa optimal dalam menggerakkan lapangan ekonomi dan tenaga kerja untuk menyelamatkan pertumbuhan ekonomi nasional ke depan.

“Saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh impresif sebesar 5,44% pada triwulan 2 tahun 2022 sehingga sektor Pertanian memiliki peran penting bagi perekonomian karena prosentase lapangan kerjanya menempati porsi terbesar yakni 34,36% dibanding sektor lain. Saya berharap pemerintah memberi prioritas menjadikan Pertanian sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi nasional”, papar Johan.

Baca Juga: Di Tengah Krisis Global Pangan, Ironisnya Tren Anggaran Pertanian Menurun

Politisi asal NTB ini juga menyoroti dimana tahun 2021 nilai ekspor Pertanian memang meningkat sebesar 2,86 persen, namun bagi Johan peningkatan ekspor masih didominasi oleh komoditas turunan sawit dan karet.

"Sehingga ke depan diperlukan peningkatan daya saing komoditas lainnya agar nilai ekspor Pertanian semakin bagus," ujarnya.

Wakil rakyat dari dapil NTB 1 ini beralasan pentingnya menjadikan Pertanian sebagai faktor utama pemulihan ekonomi karena sektor ini dapat menyerap banyak tenaga kerja, memenuhi ketahanan pangan, dan sebagai sumber kebutuhan pokok manusia serta daya dukung alam negara kita yang bersifat agraris.

Baca Juga: Presiden Persoalkan Banyaknya Teknologi Pertanian dari Impor, Ini Akar Masalahnya

“Sangat disayangkan dari hasil pemeriksaan LKPP tahun 2021 menunjukkan bahwa Kementan memiliki permasalahan pada pelaksanaan program PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional) dan tidak mengungkapkan capaian RO-PEN (Capaian Output pemulihan ekonomi nasional)”, tutur Johan.***

Editor: Sarnapi

Tags

Terkini

Terpopuler