Kehidupan Nelayan Masih Prihatin, Ketua Umum PPNSI: Nelayan Juga Rakyat Indonesia, Jangan Dipinggirkan

20 April 2022, 12:00 WIB
Hasil tangkapan ikan milik nelayan Kabupaten Lebak. Kehidupan Nelayan Masih Prihatin, Ketua Umum PPNSI: Nelayan Juga Rakyat Indonesia, Jangan Dipinggirkan /Aldo Marantika/Kabar Banten

JURNAL SOREANG- Memperingati Hari Nelayan Indonesia yang jatuh pada tanggal 6 April 2022, Ketua umum Perhimpunan Petani Nelayan Seluruh Indonesia (PPNSI) drh. Slamet meminta pemerintah untuk memberikan perhatian lebih kepada nelayan.

Ia mengaku sangat prihatin terhadap kondisi yang dirasakan masyarakat akhir-akhir ini mulai dari kelangkaan minyak goreng, solar, kenaikan dan kelangkaan BBM subsidi jenis pertalite, kenaikan harga gas non subsidi dan terakhir kenaikan pungutan pajak PPN.

Adanya kenaikan tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi kondisi masyarakat secara umum tidak terkecuali nelayan.  

Baca Juga: Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) Melimpah dari Laut, tapi Nelayan tetap Miskin dan Angka Stunting Tinggi

"Sejak beberapa tahun lalu kami sudah meminta adanya kebijakan anggaran yang affirmatif. Khususnya bantuan langsung bagi entitas petani dan nelayan. Tujuannya agar dalam kondisi seperti sekarang ini nelayan tidak mengalami penurunan daya beli," ungkap drh. Slamet, baru-baru ini.

drh. Slamet juga mendorong agar kebijakan anggaran Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). "Otomatis melalui adjusment jika memungkinkan dan sesuai dengan aturan keuangan yang berlaku untuk dapat diberikan porsi bantuan langsung ke nelayan."

Menurutnya kebijakan tersebut dapat menjaga daya beli nelayan pada masa-masa dimana barang-barang kebutuhan pokok mengalami peningkatan yang signifikan seperti sekarang ini.

Baca Juga: Kekayaan Laut Juga Bisa Rusak Parah, Nelayan agar Gunakan Alat Tangkap Ramah Lingkungan

"Menjaga daya beli masyarakat nelayan menjadi sesuatu yang harus betul-betul diperhatikan oleh pemerintah sebab 70 persen kebutuhan produk perikanan indonesia disuplai oleh nelayan kecil," imbuhnya.

Ia memberikan contoh pada saat ini BBM untuk nelayan mengalami kelangkaan hampir di seluruh wilayah indonesia. 

"Kondisi ini akan sangat mengganggu aktivitas penangkapan ikan.
Jika BBM langka, nelayan kecil akan sulit melaut," katanya.

Di sisi yang lain kapal-kapal ikan besar juga akan mengurangi jumlah trip penangkapan akibat keterbatasan BBM sehingga pasti ada pengurangan ABK dan tenaga kerja di kapal mengingat sebagian besar ABK dan Tenaga kerja kapal perikanan dipekerjakan dengan sistem kontrak.

Baca Juga: Apa Hak Nelayan? Kunci Jawaban Tema 6 Kelas 5 SD Halaman 107, 108, 109, 110, 111, 112, 113, 114, 115, 116

"Kontribusi nelayan terhadap perekonomian Indonesia sangat besar. Sebagai bagian dari sebelas sektor ekonomi kelautan, kesejahteraan para nelayan, apalagi yang di daerah pesisir masih jauh dari harapan. Pemerintah jangan melupakan dan meminggirkan nelayan. Sekali lagi, jangan pinggirkan nelayan!," pungkasnya.***
 

Editor: Sarnapi

Tags

Terkini

Terpopuler