Cek! Sudah Masuk Kelas Menengah? Ini Kriteria Masuk Kelas Menengah dengan Tumbuh Paling Cepat di Indonesia

28 Desember 2021, 09:53 WIB
Foto: Ilustrasi Gedung Perkantoran di Asia/ youtube Dr. Indrawan Nugroho Strategi Menghadapi Hilangnya Pasar Kelas Menengah /

JURNAL SOREANG - Organisation for Economic Cooperation and Development atau OECD, mengeluarkan laporan yang berkesimpulan bahwa terjadi peningkatan ketidaksetaraan pendapatan.

Masyarakat kelas menengah di negara-negara yang tergabung dalam koalisi ini juga mengalami erosi alias menciut jumlahnya.

Berbeda dengan jumlah kelas menengah di Amerika dan Eropa yang terus menurun ternyata kelas menengah di Asia itu justru meningkat.

Brooking Institute memproyeksikan jumlah kelas menengah di Amerika turun dari 17 persen di tahun 2020 menjadi 13 persen di 2030.

Baca Juga: Penyebab Hilangnya Pasar Kelas Menengah di Indonesia dan Cara Mengatasi Menurut Pengusaha

Lalu di Eropa itu akan turun dari 20% di 2020 14 persen di 2030.Sementara itu jumlah kelas menengah di Asia justru diproyeksikan akan naik dari 50% di 2020 menjadi 60% di 2030.

Data dari Bank Dunia menunjukkan bahwa kelompok kelas menengah di Indonesia bertumbuh paling cepat dibandingkan kelompok lainnya yaitu 10 persen per tahun antara 2002 hingga 2016.

Bank Dunia mendefinisikan kelompok kelas menengah di Indonesia itu adalah mereka yang punya pengeluaran antara 7,5 hingga 38 Dollars per hari atau Rp100.000 hingga Rp530.000 per harinya.

Saat ini setidaknya ada 52 juta orang Indonesia atau satu dari setiap lima warga Indonesia masuk kedalam kelompok kelas menengah.

Baca Juga: Suka Belanja dan Mengkoleksi Kartu Kredit, Inilah Fakta Kelas Menengah di Indonesia

Kelas menengah ini telah menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia karena konsumsi kelompok tersebut tumbuh sebesar 12 persen setiap tahun sejak tahun 2002.

Kelompok menengah sekarang mewakili hampir setengah dari seluruh konsumsi rumah tangga di Indonesia.

Karenanya maka kemudian di bulan Juli 2020 lalu Ia pun menaikkan status Indonesia menjadi negara berpenghasilan menengah atas.

Kepala makro ekonomi dan finansial Institute for development of economics and Finance mengingatkan kita untuk enggak terlalu berbangga dengan kenaikan jumlah kelas menengah di Indonesia.

Baca Juga: Makin Panas, Seo Ye Ji Dikabarkan Menjalani Operasi Plastik sejak Duduk di Bangku Sekolah Menengah

Namun kelas menengah hanya kuat di sisi konsumsi bukan produksi. Sehingga saat ini justru menjadi pasar impor.

Pandangan ini selaras dengan laporan yang menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia bertumpu pada faktor konsumsi,

Tidak seperti macan Asia lainnya yang pertumbuhannya lebih mengandalkan sektor ekspor dan Manufaktur.

Kelas menengah Indonesia itu gemar mengkoleksi kartu kredit, belanja, gaya hidup dan berhutang untuk belanja konsumtif seperti membeli motor atau gadget baru.

Baca Juga: Belanja Online agar Aman dan Terhindar dari Penipuan, Simak Tipsnya

Itulah yang kemudian menjadikan kelas menengah di Indonesia sangat rentan terhadap gejolak ekonomi.

Data dari Bank Dunia menunjukkan bahwa di Indonesia hanya 50 persen dari mereka yang telah menjadi kelas menengah di tahun 2006 mampu berada di kelas menengah pada tahun 2014.

Sementara 40 persen sisanya turun menjadi Aspiring middle-class atau calon kelas menengah dan 10 persen lainnya malah justru kembali menjadi kelompok miskin atau rentan miskin.***

Editor: Sarnapi

Sumber: YouTube Indrawan Nugroho

Tags

Terkini

Terpopuler