"Karena memang disinyalir ternyata umat Islam di Kabupaten Bandung terutama, secara mayoritas 65 persen tidak bisa menulis Al-Qur'an. Maka dengan adanya Gelisan mulai dengan diri sendiri, ditulis oleh sendiri, dibaca oleh sendiri dan diamalkan untuk kehidupan sehari-hari," kata kang DS.
Melalui kegiatan Gelisan tersebut, kang DS berharap dapat membentuk karakter generasi muda Kabupaten Bandung untuk mendorong kemajuan anak bangsa.
"Gelisan ini, bagian dari langkah-langkah dan ikhtiar kehidupan masyarakat berakhlakul karimah. Itu tujuan yang paling utama," jelasnya.
Kang DS menjelaskan sebanyak 38.300 peserta yang mengikuti Gelisan secara langsung ini, bahkan sampai 43.000 peserta lebih yang tersebar di Kabupaten Bandung.
"Kita lihat antusias masyarakat dalam rangka untuk terus bisa belajar menulis Al-Qur'an. Dengan harapan mereka terbiasa menulis dan menikmati, mencermati, membaca dan akhirnya saya yakin bisa menumbuhkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT," jelasnya.
Kang DS pun mengaku merasa bangga dengan adanya pemecahan Rekor MURI pada pelaksanaan Gelisan se-Kabupaten Bandung dengan jumlah peserta terbanyak di Indonesia.
"Dengan adanya kegiatan Gelisan ini, kami merasa bangga karena melihat antusias masyarakat sangat tinggi terutama para guru ngaji. yang notabene saat ini, guru ngaji sudah dihadirkan di sekolah untuk mengajar mengaji dan menghafal Al-Qur'an," akunya.
Saat ini, kata kang DS, ada tambahan bukan hanya mengaji dan menghafal Al-Qur'an saja. "Tapi menulis Al-Qur'an, ini suatu langkah dan inovasi yang luar biasa," katanya.