Kang DS menegaskan, Pemerintah Kabupaten Bandung memahami bahwa penggunaan produk dalam negeri sebagai prioritas akan menimbulkan dampak positif, baik dari segi ekonomi, sosial, maupun lingkungan. Terbukti, saat pandemi tahun 2020, laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bandung berada di angka -1,8%. Namun pada 2022, tercatat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bandung naik ke angka 5,35%. Hal ini terjadi karena Kabupaten Bandung memiliki produk-produk andalan muatan lokal.
Pelaku UMKM dan pengusaha Kabupaten Bandung, kata Kang DS, harus dapat berinovasi sehingga produk-produk lokal dapat tampil di etalase-etalase yang diharapkan. Keyakinannya terhadap potensi ekonomi lokal tercermin dari data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bandung terus meningkat dari tahun ke tahun. Di samping itu, tingkat pengangguran di Kabupaten Bandung juga turun pada tahun 2022 menjadi 6,98% dari sebelumnya 8,38% pada tahun 2021.
"Saya yakin PDRB Kabupaten Bandung bisa terus naik, pengangguran juga berkurang. Semoga kita selalu menjaga kekompakan," pungkas Bupati Dadang Supriatna menutup sambutannya.
Sementara itu Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperdagin) Kabupaten Bandung, Dicky Anugrah menjelaskan bahwa bimtek tersebut bertujuan untuk memperkuat industri dalam negeri dengan menggunakan produk dalam negeri, sehingga dapat meningkatkan daya saing dan nilai produk dalam negeri. Acara ini juga diwarnai dengan penandatanganan pakta integritas P3DN serta pemberian 200 sertifikat Halal dan 200 sertifikat Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) bagi para pelaku UMKM dan industri lokal di Kabupaten Bandung.***