JURNAL SOREANG- Awalnya Ustaz Deni Rohaendi hanya lulusan Pesantren Manonjaya, Tasikmaya, sehingga tak terpikir bisa membuat Pesantren Tahfiz Qur'an khusus bagi anak-anak yatim dan duafa.
Begitu banyak duka dan ujian yang harus dialami Ustaz Deni khususnya saat pandemi Covid-19.
"Waktu Covid membuat jumlah anak makin bertambah karena kondisi masyarakat yang memang lagi susah," kata Ustaz Deni di pesantrennya Jln. Ciganitri Tengah, Kp. Ciganitri, Desa Cipagalo, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung.
Lebih jauh Ustaz Deni mengatakan, saat pandemi jumlah sumbangan menyusut drastis, sedangkan dia harus menyantuni 85 orang.
"Bahkan istri juga sempat jatuh sakit karena mungkin memikirkan bagaimana menghidupi anak-anak yatim dan duafa yang sudah dititipkan oleh orangtuanya," katanya.
Bahkan, saat ini Ustaz Deni jumlah anak yatim dan duafa sudah berjumlah 135 anak.
"Tiap bulan ada saja orangtua yang menyerahkan anaknya ke pesantren yang kebanyakan korban perceraian maupun faktor ekonomi," katanya.
Baca Juga: Ingin Isi Liburan Sekolah Sekaligus Ajang Pendidikan? Ikuti Saja Karantina Tahfiz Al Ma'soem