Masuk Kawasan SOR Si Jalak Dikenakan Tarif Parkir, Warga Pertanyakan Akuntabel Pengelola, Ini Penjelasannya

- 2 Juni 2023, 10:46 WIB
Ilustrasi kondisi gerbang utama memasuk kawasan SOR Si Jalak Harupat, stadion kebanggaan masyarakat yang berstandar Internasional.
Ilustrasi kondisi gerbang utama memasuk kawasan SOR Si Jalak Harupat, stadion kebanggaan masyarakat yang berstandar Internasional. /Rustandi /Jurnal Soreang

JURNAL SOREANG - SOR Jalak Harupat merupakan pusat olahraga yang dimiliki pemerintah Kabupaten Bandung, dan tentu menjadi kebanggaan seluruh masyarakat.

Selain terdapat stadion utama si Jalak Harupat, juga terdapat beberapa venue olahraga lain diantaranya, Panahan, Hoki, Panjat Tebing, Polo Air, Mini Soccer, lapangan Indoor dan Gimnasium.

Selain untuk berolahraga, banyak masyarakat yang datang hanya untuk menikmati kemegahan sarana yang ada, juga menikmati suasa di kawasan SOR Jalak Harupat.

Baca Juga: Setelah 14 Tahun Membela, Karim Benzema Dikabarkan akan Meninggalkan Real Madrid, Ini Penjelasannya

Oleh karena itu, hampir setiap hari khususnya saat hari libur setiap pagi dan sore banyak masyarakat yang sengaja datang ke ikon sarana olahraga yang menjadi kebanggaan seluruh masyarakat.

Namun, tidak sedikit banyak warga yang kecewa saat mendatangi kawasan SOR Jalak Harupat. Sebab, warga yang masuk ke lingkungan tersebut dikenakan biaya tarif parkir yang cukup mahal.

Kekecewaan tersebut, salah satunya dikatakan Jajang Setiawan Warga kecamatan Cangkuang, menurutnya, dirinya bersama anak dan istrinya datang ke Si Jalak Harupat untuk melihat anaknya yang sedang bertanding.

"Terkejut sih, ketika masuk gerbang dikasih selembar kertas dengan tulisan parkir motor Rp5000. Bukan hal nilainya, tapi sistem dan kualitas pelayanan parkirnya," kata Jajang kepada Jurnal Soreang, Jumat 2Juni 2023.

Baca Juga: Piala FA : Haaland Main Manchester City Diramal Menang 2-1 atas Manchester United     

Jajang menjelaskan, SOR Jalak Harupat khususnya stadion utama sudah dikenal diseluruh daerah di Indonesia, bahkan hingga dunia.

"Masa stadion yang bertarap internasional dan ikon yang dibanggakan seluruh masyarakat Kabupaten Bandung, tapi pengelolaan parkirnya seperti parkir pinggir jalan," jelasnya.

Lebih lanjut Jajang mengatakan, selain pengelolaan yang tidak elegan, besaran tiketnya parkir juga perlu dipertanyakan. Sebab, selembar kerta dan hanya ditulis tangan.

"Saya sih lebih menyoroti Akuntabel Pengelola parkir bagaimana, dan besarannya sesuai dengan regulasi terkait parkir di kabupaten Bandung tidak," katanya.

Baca Juga: Lowongan Kerja PT. Pryzha Aulia Susanto Mandiri untuk Lulusan SMA, Cocok Buat Warga Kabupaten Bandung

Ilustrasi tiket parkir memasuki kawasan SOR Jalak harupat yang diberikan petugas parkir di gerbang masuk utama stadion berstandar internasional
Ilustrasi tiket parkir memasuki kawasan SOR Jalak harupat yang diberikan petugas parkir di gerbang masuk utama stadion berstandar internasional Jurnal Soreang

Jajang menambahkan, sebagai warga Kabupaten Bandung yang merasa bangga karena memiliki sarana olahraga semegah Jalak Harupat, khawatir penarikan parkir kendaraan tersebut tidak resmi menjadi PAD.

"Kalau tiket parkir resmi dari pemerintah dan bertujuan untuk PAD, pasti tiketnya juga resmi. Kalau ini, hanya seutas kertas dan bertuliskan tangan," akunya.

Oleh karena itu, selain mempertanyakan akuntabel pengelola parkir, dirinya juga mempertanyakan kinerja Dispora dan Dinas terkait parkir yang mungkin memberikan hal itu terjadi.

"Petugas yang narik parkir itu resmi atau tidak saya juga tidak tau. Tapi kalau liar gak mungkin, karena SOR jalak Harupat bukan amatiran," tuturnya.

Baca Juga: Lowongan Kerja PT. Pryzha Aulia Susanto Mandiri untuk Lulusan SMA, Cocok Buat Warga Kabupaten Bandung

Jajang berharap kepada pemerintah kabupaten Bandung melalui dinas terkait untuk mengevaluasi proses dan sistem penerapan parkir di kawasan si Jalak Harupat agar menjadi PAD.

"Kalau itu resmi, sistemnya harus diperbaiki agar menjadi PAD. Tapi kalau liar, saya harap instansi berwenang bisa bertindak tegas sesuai aturan yang berlaku," tegasnya.

Menanggapi hal tersebut, Deva Grinaldi perwakilan pengelola parkir SOR Jalak Harupat menjelaskan, pihaknya mengelola parkir atas dasar kerja sama dengan pemerintah melalui Dispora.

"Sejak kontrak kerjasama akhir tahun 2022 lalu, kami menggunakan barrier gate. Namun, sejak bulan mei lalu dihentikan sementara, mengingkat adanya perbaikan stadion utama yang direncanakan untuk piala dunia," kata Deva.

Baca Juga: Serie A : Sassuolo Diprediksi Draw 1-1 Lawan Fiorentina  

Hingga saat ini, kata Deva, barrier gate (palang parkir) belum diaktifkan karena kegiatan di kawasan SOR jalak harupat masih dibatasi untuk umum.

Sehingga, pihaknya melalui tenaga di lapangan menerapkan sistem parkir manual dengan besar tiket parkir motor plat Rp5000.

"Karena belum dibuka secara umum, makanya kami menerapkan sistem parkir manual dengan besaran tiket Parkir Motor Rp5000. Betul, sementara menggunakan kertas yang bertuliskan tangan," akunya.

Meski demikian, Deva mengatakan pengelolaan manajemen retribusi parkir di kawasan SOR jalak harupat dilakukan oleh orang dengan sistem profesional.

Baca Juga: Bertepatan dengan Ayyamul Bidh! Jangan Salah, 3 Hari Pasca Idul Adha ini Haram untuk Puasa, Kenapa?

"Besaran tiket parkir di jalak harupat sudah sesuai dengan regulasi tentang retribusi parkir, cuman saat ini, memang diterapkan secara manual karena darurat," akunya.

Deva menegaskan, meski belum menerima surat secara resmi kawasan SOR jalak harupat dibuka kembali secara umum, dalam waktu dekat pihaknya akan kembali menerapkan parkir kendaraan dengan sistem barrier gate.

"Minggu pertama bulan Juni ini, kami akan kembali menerapkan parkir sistem barrier gate bagi pengunjung yang memasuki kawasan SOR jalak harupat," pungkasnya.***

Editor: Rustandi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x