JURNAL SOREANG- Kertasari kabupaten Bandung adalah Kecamatan yang memiliki banyak potensi tempat wisata. Ada juga beberapa tempat wisata yang sudah berjalan di beberapa Desa, salah satunya di Desa Tarumajaya.
Di Desa tersebut, ada beberapa tempat wisata yang memang sudah dikenal oleh banyak masyarakat. Desa Tarumajaya pun bisa dibilang sukses dalam memanfaatkan potensi tempat wisata yang ada di daerahnya.
Selain berhasil memanfaatkan potensi tempat wisata, Desa Tarumajaya pun mampu mengelola tempat wisata tersebut dengan baik. Sehingga, banyak wisatawan yang tertarik untuk mengunjungi tempat-tempat wisata yang ada di Desa Tarumajaya.
Saat ini, masih ada beberapa Desa yang pengelolaan tempat wisatanya dinilai kurang baik, sehingga berdampak berkurangnya minat wisatawan untuk berkunjung ke tempat wisata tersebut.
<iframe width="300" height="150" data-class="ads-script" data-type="ads-script"><br /><!--<br /><script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-4552716111294309"<br />crossorigin="anonymous"></script><br /><ins class="adsbygoogle"<br />style="display:inline-block;width:320px;height:100px"<br />data-ad-client="ca-pub-4552716111294309"<br />data-ad-slot="8257440956"></ins><br /><script>(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});</script><br />--><br /></iframe>
Salah Satunya di Desa Cibeureum, selama melakukan observasi pada Rabu, 12 Oktober 2022, Desa Cibeureum yang memiliki jumlah 4.361 penduduk ini terdapat beberapa tempat yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat wisata.
Ada juga tempat wisata yang memang sudah berjalan, yaitu Gunung Artapela dan Kebun Rasamala. Saat berkunjung dan observasi di kedua tempat tersebut, ternyata kondisi kedua tempat wisata tersebut mengalami sepi pengunjung.
Faktor Sepi pengunjung
Saat melakukan pencarian lebih dalam mengenai akibat tempat wisata Gunung Artapela dan Kebun Rasamala sepi pengunjung, kami mendapatkan beberapa alasan faktor kenapa kedua tempat wisata tersebut mengalami sepi pengunjung dibanding tempat wisata Desa lainnya.
Faktor tersebut yaitu kurangnya branding dan kurang pahamnya pengelola wisata terhadap digitalisasi.
Saat dilakukan wawancara dengan pengelola tempat wisata Kebun Rasamala, Arif Nugraha (36) dia memang mengaku dan menyadari kurang pemahamnya terhadap digitalisasi, terutama cara membuat konten di sosial media dan cara memasarkan tempat wisata di sosial media.
sehingga, banyak masyarakat yang tidak mengetahui adanya tempat wisata di Desa Cibeureum.
“Masih bingung, masih gak ngerti cara pakenya gimana,” kata Arif saat ditanya mengenai cara penggunaan sosial media di Kebun Rasamala, Rabu (12/10/2022).
Padahal, bila dibandingkan dengan seluruh Desa yang ada di Kota Bandung, Desa Cibeureum memiliki kualitas udara yang cukup baik. Selain udara yang baik, Desa Cibeureum pun memiliki pemandangan yang indah untuk dilihat.
<iframe width="300" height="150" data-class="ads-script" data-type="ads-script"><br /><!--<br /><script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-4552716111294309"<br />crossorigin="anonymous"></script><br /><ins class="adsbygoogle"<br />style="display:inline-block;width:320px;height:100px"<br />data-ad-client="ca-pub-4552716111294309"<br />data-ad-slot="8257440956"></ins><br /><script>(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});</script><br />--><br /></iframe>
Hal tersebut menjadi peluang untuk pengelola tempat wisata, agar memperbaiki sistem pemasaran dan penataan fasilitas yang sesuai dengan minat wisatawan, agar ketika wisatawan yang berkunjung, mereka mendapatkan kesan yang baik, hingga mereka berpotensi untuk berkunjung kembali.
Melihat faktor yang mengakibatkan Tempat wisata Gunung Artapela dan Kebun Rasamala mengalami sepi pengunjung, Mahasiswa asal Bandung yang kebetulan sedang menjalankan sistem pembelajaran Outcome Based Education (OBE), yaitu dimana mahasiswa langsung praktek kelapangan, hadir memberi solusi dan konsep untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di tempat wisata tersebut, terutama di Kebun Rasamala.
Sebelum pembuatan konsep, beberapa mahasiswa melakukan observasi di kebun rasamala pada Rabu, 12 Oktober 2022 lalu. disana, mereka bertemu langsung dengan Efi Nur Taufik Hidayat, selaku Kepala Desa Cibeureum.
Efi Nur Taufik juga berharap kepada mahasiswa untuk dibuatkan konsep mengenai beberapa tempat yang memiliki potensi tempat wisata, terutama di Kebun Rasamala.
“Kalian mah masih muda, pasti banyak ide-ide supaya Kebun Rasamala bisa banyak pengunjung,” ujar Efi saat bertemu dengan para mahasiswa di kantor Kepala Desa Cibeureum, Rabu (12/10/2022).
Dengan bahasa yang dipakai oleh warga Desa Cibeureum adalah bahasa Sunda, membuat mahasiswa mudah untuk melakukan komunikasi terkait menanyakan tentang Desa Cibeureum.
Fajar, salah satu mahasiswa yang melakukan observasi di Tempat wisata Kebun Rasamala, menjelaskan bahwa, tidak berjalannya Tempat wisata bukan hanya karena kurang maksimalnya pengelolaan saja, kurangnya dana menjadi faktor utama tidak berjalannya tempat wisata.
“banyaknya potensi wisata di Desa Cibeureum, memungkinkan bagi kita untuk membangun kesadaran masyarakat terhadap potensi wisata yang bisa dikembangkan, karena, pada hari ini banyak potensi wisata bahkan wisata yang sudah berjalan pun tidak terkelola dengan baik. selain dari kekurangan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam mengelola objek wisata, anggaran menjadi hal utama dalam pengembangan wisata. banyaknya objek wisata yang tidak berjalan dikarenakan anggaran untuk pengelolaannya tidak ada,” ujar Fajar saat ditanya melalui aplikasi pesan, Sabtu (18/3/2023).
Baca Juga: Teka Teki Asah Otak: Punya Pikiran yang Cemerlang? Buktikan dengan Mengisi Kotak yang Kosong!
“pada kali ini, kami ingin membangun kesadaran masyarakat terlebih dahulu. Bahwasannya, banyak potensi wisata yang bisa dikembangkan oleh masyarakat Desa Cibeureum. Dengan menjalankan project Brand Awareness ini, kami ingin membuat suatu dokumentasi potensi wisata yang ada di Desa Cibeureum yang nantinya bakal kami serahkan kepada Pemerintah Desa dan masyarakat luas bahwa banyak potensi wisata yang bisa dikembangkan. ketika kita sudah membangun kesadaran masyarakat tentang potensi wisata apa saja yang ada di Desa Cibeureum, nantinya, Pemerintah dan masyarakat mampu untuk mengelola tempat wisata ini yang mana apabila sudah berjalan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat, khususnya dari objek wisata,” lanjutnya.
<iframe width="300" height="150" data-class="ads-script" data-type="ads-script"><br /><!--<br /><script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-4552716111294309"<br />crossorigin="anonymous"></script><br /><ins class="adsbygoogle"<br />style="display:inline-block;width:320px;height:100px"<br />data-ad-client="ca-pub-4552716111294309"<br />data-ad-slot="8257440956"></ins><br /><script>(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});</script><br />--><br /></iframe>
Harapan
Hal tersebut menjadi PR bagi pemerintah daerah untuk memberi edukasi mengenai penggunaan digitalisasi kepada para pengelola tempat wisata. Seandainya, para pengelola tempat wisata paham penataan fasilitas dengan baik, pembuatan konten yang menarik, dan paham cara pemasaran di sosial media dengan kolaborasi bersama media-media yang sudah dikenal banyak masyarakat, atau dengan tokoh public yang juga sudah dikenal dengan masyarakat luas, sehingga banyak masyarakat yang tahu bahwa ada tempat wisata di Desa Cibeureum yang layak dikunjungi.
Bila hal tersebut terjadi, otomatis peluang tempat wisata untuk terus berjalan akan besar.
Mengingat, mayoritas pekerjaan warga Desa Cibeureum adalah berkebun, bila tempat wisata tersebut mampu terus berjalan dan ramai pengunjung, otomatis akan meningkatkan ekonomi warga sekitar. mereka bisa memasarkan produk yang mereka tanam dengan harga yang lebih mahal dari harga sebelumnya di tempat wisata tersebut. Seperti jagung dan rempah rempah lainnya. ***
Ikuti terus dan share informasi Anda di media sosial Google News Jurnal Soreang, FB Page Jurnal Soreang, YouTube Jurnal Soreang, Instagram @jurnal.soreang, dan TikTok @jurnalsoreang