"Ini kejadiannya takut kayak tahun 2022, kalau masyarakat ingin mencegah acara, begitu melihat logo dari lembaga tadi, takutnya minta ampun. Apakah akan menindaklanjuti di KLHK ? Saya secara pribadi, agak pesimis. Ini itu ada di kawasan hutan lindung, relatif agak longgar. Kita melaporkan kasus di tahun 2014 lalu, kita laporkan pada instansi terkait. Sampai hari ini tidak ditindaklanjuti. Jadi terus terang saya pesimis, yang paling efektif adalah mediasi, khususnya dengan instansi tadi. Selain itu, juga dengan Ikatan Motor Indonesia (IMI). Penting kesadaran untuk duduk bersama,” beber Pepep DW.***
Ikuti dan share di media sosial Google News Jurnal Soreang , FB Page Jurnal Soreang, YouTube Jurnal Soreang , Instagram @jurnal.soreang dan TikTok @jurnalsoreang