JURNAL SOREANG - Warga pedagang pasar Ciparay, Kabupaten Bandung meminta rencana revitalisasi pembangunan Pasar dikaji ulang dan ditangguhkan.
Hal tersebut disampaikan pedagang pasar Ciparay, karena mengingat kondisi ekonomi belum pulih pasca pandemi Covid 19.
Selain menyampaikan langsung untuk permintaan untuk penangguhan revitalisasi pasar, warga juga mengirimkan surat kepada pemerintah desa agar rencana tersebut dikaji ulang.
Baca Juga: Beasiswa Ti Bupati (Besti) Bandung 2023 Kembali Dibuka! Simak Syarat, Ketentuan dan Cara Daftarnya
Revitalisasi pasar Ciparay direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2023, hal tersebut menjadi perbincangan hangat seluruh pedagang.
Jajang seorang pedagang pasar Ciparay mengatakan, dirinya dan seluruh pedagang meminta rencana revitalisasi ditangguhkan atau dikaji ulang.
Menurut Jajang dalam kondisi ekonomi saat ini, mereka belum menerima rencana revitalisasi pasar. Sebab, kondisi bangunan pasar masih layak digunakan.
Jika pembangunan pasar betul-betul akan segera dilaksanakan, pedagang keberatan untuk menebus kios baru karena kondisi ekonomi belum pulih.
Hal itu, lanjut Jajang, tentu akan sangat memberatkan warga pasar, khususnya pedagang kecil.
"Dalam kondisi pasca pandemi ini, perekonomian belum stabil. Malahan ada sejumlah pedagang yang berhenti berdagang akibat kondisi yang terjadi," ucap Jajang kepada Jurnal Soreang di Ciparay, Jumat 17 Februari 2023.
Baca Juga: IWPC Minta Rencana Revit Pasar Ciparay Kabupaten Bandung Ditangguhkan, Ini Alasannya
Menanggapi hal tersebut, Firman B Somantri Anggota DPRD Kabupaten Bandung mengatakan, hal tersebut memang perlu dikaji karena kondisi ekonomi pedagang pasar belum pulih.
"Memang harus dikaji ulang rencana revitalisasi pasar ciparay itu, mengingat kondisi ekonomi pedagang belum stabil pasca pandemi Covid 19," katanya kepada Jurnal Soreang melalui sambungan WhatsApp.
Menurut Firman, selain kondisi ekonomi pedagang belum pulih, kondisi bangunan pasar saat ini masih layak digunakan.
"Kasihan pedagang kalau harus dibebani dalam kondisi saat ini, apalagi kondisi bangunan pasarnya juga masih layak digunakan," jelasnya.
Politisi partai Golkar asal Dapil VI yang meliputi Kecamatan Ciparay itu menjelaskan, rencana revitalisasi pasa itu harus berdasarkan kebutuhan pedagang dan masyarakat pembelinya.
"Rencana itu harus melihat kondisi dan kebutuhan baik pedagang atau pembeli, dalam kondisi ekonomi saat ini pasti warga pasar akan menolak," tuturnya.
Sebab, lanjut Firman, revitalisasi pasar tentu akan berdampak pada kenaikan harga kios yang tentu akan menjadi beban pedagang.
"Sesuaikan program revitalisasi itu sesuai kebutuhan dan kemampuan pedagang, sehingga bisa betul betul bermanfaat bagi pedagang dan masyarakatnya," pungkasnya.***