Isu Kekerasan dan Pemukulan Siswa di SMAN 1 Cileunyi, Bohong! Ini Faktanya

- 16 September 2022, 18:40 WIB
Ilustrasi Kekerasan dan pemukulan
Ilustrasi Kekerasan dan pemukulan /Instagram @ericaa.st/

JURNAL SOREANG - Kabar terkait tindak kekerasan atau pemukulan yang diduga dilakukan oleh oknum seorang pendidik di Cileunyi, ternyata hoax alias berita bohong.

Sebelumnya beredar berita bahwa ada seorang pendidik yang bertindak diluar batas pendidik terhadap peserta didik.

Informasi yang beredar tersebut terjadi di SMAN 1 Cileunyi, Kabupaten Bandung, Rabu 14 September 2022.

Baca Juga: Ternyata, Ini Makna Lagu Dari Genjer-Genjer Sebenarnya, dan Kenapa Dihubung-hubungkan Dengan Kejadian G30SPKI?

Namun, setelah dikonfirmasi kepada pihak sekolah bahwa berita tersebut adalah berita bohong.

"Memang sempat beredar informasi yang mengabarkan bahwa ada pemukulan yang diduga dilakukan oleh seorang pendidik kepada peserta didiknya," kata Kepala Sekolah SMAN 1 Cileunyi, Hery Kustarto saat ditemui di meja kerjanya, Jumat 16 September 2022.

Namun, Hery menjelaskan bahwa berita tersebut adalah berita bohong semata, yang tentunya sangat merugikan nama baik sekolah.

Baca Juga: Hati-hati! Diabetes Ternyata Bisa Meningkatkan Risiko Disfungsi Seksual, Berikut Penjelasan dari Ahli

Bahkan Hery pun mengaku, jika dia beserta jajarannya tidak mengetahui awal beredarnya berita tersebut.

"Kami pun dari pihak sekolah tidak tahu, darimana awal informasi tersebut beredar," imbuhnya.

Namun, Hery mengakui jika pihaknya tengah menggalakkan penertiban terhadap gawai yang dimiliki peserta didik yang dia bawa ke dalam kelas.

Baca Juga: Waspada ! 5 Soal HIV AIDS dan Hindari Bercinta atau Hubungan Intim Tanpa Ikatan Pernikahan, Ini Faktanya

"Hal itu pun kami lakukan sebagai pelaksanaan dari tata tertib penggunaan gawai di sekolah," tegasnya.

Memang, diakui Hery dalam penertiban tersebut ada beberapa peserta didik yang dipanggil untuk diberikan pembinaan dan pengarahan pendidik, terkait penggunaan gawai saat KBM berlangsung.

"Namun, selama proses pembinaan, tidak ada kejadian kekerasan atau pemukulan sama sekali, bahkan kami cenderung memberikan pemahaman kepada siswa terkait penggunaan gawai, masa peserta didik harus asik dengan gawainya, sedangkan pendidiknya tidak diperhatikan," ungkap Hery.

Baca Juga: Para Pria Yuk Mulai Konsumsi Beberapa Makanan Ini yang Bisa Meningkatkan Kesehatan Prostat Anda

Bukan tanpa alasan, hal itu sekolah lakukan dengan tujuan agar setiap peserta didik yang mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) lebih konsentrasi kepada pelajaran yang disampaikan oleh pendidik di kelas.

"Sebab kami menilai, tingkat konsentrasi anak peserta didik yang terkadang suka menggunakan gawainya saat kegiatan KBM berlangsung," lanjut Hery.

Sehingga, atas dasar hal itulah, lanjut Hery, pihak sekolah melakukan penertiban terhadap penggunaan gawai di sekolah, terutama di dalam kelas.

Baca Juga: Bikin Ngiler! 4 Resep Pasta Sehat untuk Menurunkan Berat Badan Gak Bikin Perut Buncit

"Dengan harapan, para peserta didik lebih bijak dalam menggunakan gawai yang dia miliki," harap Hery.

Hal itu pun sesuai dengan program sekolah terkait kurikulum merdeka belajar.

"Oleh karena sekolah kita termasuk kurikulum merdeka mandiri berubah, maka salah satu upaya kami yaitu mendidik para peserta didik supaya lebih bijak dalam menggunakan gawai yang dia miliki," ungkapnya.

Baca Juga: 8 Perusahaan Ini dengan Pendapatan Bersih Terbesar Di Dunia, No 1 dari Jazirah Arab.

Lebih lanjut Hery mengatakan, jika dalam setiap mata pelajaran, ada yang memperbolehkan peserta didik menggunakan gawai saat KBM, ada juga yang tidak.

"Jadi, nanti akan kita evaluasi lagi, berapa kali peserta didik harus menggunakan gawai di kelas, dan berapa hari peserta didik tidak usah menggunakan gawai di kelas," tegasnya.

Dengan demikian, lanjut Hery, pihaknya akan selalu mengadakan penertiban penggunaan gawai siswa di dalam kelas.

Baca Juga: Manfaat Daun Sukun Bagi Kesehatan, Bisa untuk Obat Diabetes

Selain itu, hal tersebut menurut Hery sebagai upaya pihak sekolah untuk mendidik perilaku peserta didik di kelas, terutama disaat proses KBM berlangsung.

Dengan demikian, dikatakan Hery, apa yang kita harapkan bersama, sekolah mampu mencetak peserta didik yang berprestasi, baik di dalam dan di luar lingkungan sekolah.

"Ya sudah tentu, harapan kami yaitu mampu mencetak peserta didik kami yang lebih berprestasi, baik selama dia mengenyam pendidikan formal di sekolah, maupun kelak saat dia lulus dari sekolah," pungkasnya.***

 

Editor: Ade Mamad


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah