Prihatin! Banjir Bandang Kembali Terjadi, Riki Ganesa: Kerusakan Lingkungan Diduga Penyebab Utama

- 9 Juni 2022, 15:55 WIB
Riki Ganesa Anggota Komisi A DPRD Kabupaten Bandung membahas terkait kompensasi lahan pengganti perusahaan yang menggunakan lahan kehutanan
Riki Ganesa Anggota Komisi A DPRD Kabupaten Bandung membahas terkait kompensasi lahan pengganti perusahaan yang menggunakan lahan kehutanan /Jurnal Soreang

JURNAL SOREANG - Bencana banjir bandang kembali menimpa warga Ciwidey dan Sekitarnya, Senin 6 Juni 2022 lalu.

Hal tersebut mendapat sorotan Riki Ganesa anggota Komisi A DPRD Kabupaten Bandung, adanya bencana tersebut dampak kerusakan lingkungan dan maraknya alih fungsi lahan.

Menurutnya, kejadian bencana banjir bandang di wilayah ciwidey tersebut, bisa menyadarkan semua pihak untuk instropeksi agar ke depan tidak terjadi hal serupa.

Baca Juga: Sudah 14 Hari Eril Belum Juga Ditemukan, Tim SAR Perluas Lokasi Pencarian hingga 30km di Sungai Aare

"Itu musibah harus menjadi pensadar dan bahan instropeksi semua pihak untuk menghindari ancaman yang jauh lebih besar di kemudian hari," kata Riki kepada Jurnal Soreang, Kamis 9 Juni 2022.

Sebab, kata Riki, apabila kerusakan hutan dan lingkungan dibiarkan tanpa ada gerakan nyata. Khawatir musibah lebih besar akan mengancam masyarakat, khususnya yang ada di kawasan rawan bencana dan kawasan hutan.

"Harus segera ada gerakan nyata, dalam melindungi dan menjaga kelestarian lingkungan melalui regulasi perlindungan dan pemanfaat kawasan Bandung selatan harus segera dipikirkan," jelasnya.

Baca Juga: 5 Fakta yang Jarang Diketahui Orang tentang Stranger Things yang akan Membuatmu Terkejut

Dengan adanya musibah tersebut, bukan untuk saling menyalahkan. Namun, diharapkan tumbuh kesadaran kolektif dari seluruh lapisan.

"Bukan saatnya saling menyalahkan tapi jadi bahan kesadaran kolektif. Karena alam sekarang tidak hanya milik kita, namun milik anak cucu sebagai pewaris generasi berikutnya," katanya.

Riki mengatakan, isu lingkungan, alih fungsi lahan, keterbatasan ruang dan laju pertumbuhan sangat berpengaruh terhadap kondisi alam.

Baca Juga: Rumor Transfer Liga Eropa, Armando Broja Dilirik West Ham, Gabriel Jesus Batal ke Arsenal, Icardi ke Juventus?

Oleh karena itu, bagaimana kita melakukan investigasi secara menyeluruh agar bisa menjadi dasar dalam membuat langkah bijak.

"Maraknya alih fungsi lahan, kerusakan hutan jadi salah satu penyebab terjadinya banjir bandang. Sehingga, langkah nyata yang bijak diharapkan bisa meminimalisir bencana yang lebih besar," tuturnya.

Adanya banjir bandang tersebut, kata Riki, membuktikan daerah hulu tidak mampu menghambat laju derasnya guyuran hujan sebagai wilayah tangkapan air.

Baca Juga: Tes IQ: Tak Perlu Menghitung! Jika Cerdas, Kamu Hanya Butuh 30 Detik untuk Jawab Soal Matematika Rumit Ini

"Kejadian banjir bandang ciwidey ini membuktikan bahwa daerah hulu tak mampu menghambat dan air hujan tidak terserap dengan baik, sehingga aliran air meluncur deras ke daerah lebih rendah," jelasnya.

Sehingga, lanjut Riki, karena kerusakan hutan tidak mampu menyerap air hujan dengan baik, akibat daya tampung sungai tidak mampu menampung volume air.

"Logikanya jika air dengan deras menuju bagian bawah secara cepat, sebuah gambaran yang jelas akan kerusakan di wilayah hulu, sehingga serapan air tidak mumpuni," katanya.

Baca Juga: Tampil Perkasa di Game 3 NBA Final 2022, Bolton Celtics Berhasil Permalukan Golden State Warriors

Riki menegaskan, dalam hal ini tidak ada yang disalahkan dan tidak saling menyalahkan. Namun, harus jadi instrofeksi diri untuk menentukan lakah nyata.

"Harus menjadi bahan kajian semua pihak agar tercipta langkah nyata, Sudah sejauh mana langkah, strategi dan kontribusi kita dalam menjaga alam," pungkasnya.***

Editor: Rustandi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah