"Saya menduga PAW di dapil VI adanya kepentingan golongan atau pribadi. Pasalnya, dalam aturan jelas bahwa PAW itu diisi oleh pemenang diurutan yang berada dibawahnya. Ada apa dengan pengurus DPD Golkar Kabupaten Bandung," tuturnya.
Rahmat mencontohkan, PAW Partai Golkar terjadi di Soreang dapil 1. Dimana ada anggota DPRD terpilih Totong Syamsuddin meninggal dunia, secepat dilakukan PAW oleh Ibu Hj. Euma.
"Hal serupa terjadi di dapil VI, dimana Ibu Hj. Neneng Hadiani meninggal dunia. Sampai saat ini sudah 6 bulan lamanya tidak ada kejelasan terkait PAW. Siapa pengganti beliau," jelasnya.
Baca Juga: China Tampil Perkasa Pada Laga Pembuka Grup A Piala Asia Wanita 2022, Libas Taiwan 4-0
Ia selaku simpatisan akan terus berjuang demi kemajuan dan kejayaan Partai Golkar khususnya di Kabupaten Bandung umumnya di Indonesia.
"Saya dulu berjuang lama bersama Golkar, dan kini tetap akan berjuang walaupun hanya sebagai simaptisan. Dengan alasan yang kurang jelas, saya dipecat dari keanggotaan," pungkas Rahmat Nur. ***