Waduh, Obat Terapi Covid-19 di Apotek Diborong Masyarakat

- 31 Juli 2021, 10:04 WIB
Ilustrasi paket obat Covid-19 yang kini sulit ditemukan di apotik sebab diduga warga nyetok obatnya.
Ilustrasi paket obat Covid-19 yang kini sulit ditemukan di apotik sebab diduga warga nyetok obatnya. /Azmy Yanuar/Dok. Pribadi/unair.ac.id

JURNAL SOREANG-Obat-obatan terapi Covid-19 mulai menghilang dari pasaran sebagai imbas meroketnya permintaan hingga 12 kali lipat.

"Sejak 1 Juni 2021, kebutuhan obat-obatan mengalami lonjakan 12 kali lipat dari hari biasanya," ujar Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, dikutip dari indonesia.go.id pada Kamis, 29 Juli 2021.

Berbagai obat, vitamin, tablet antiviral, oksigen kemasan, dan tabung oksigen serta produk farmasi yang terkait pengobatan COVID-19 kini sulit untuk dijumpai.

Belakangan diketahui, ternyata masyarakat dari kalangan ekonomi menengah sampai atas membeli obat-obatan tersebut untuk disimpan sebagai stok.

Baca Juga: Terkait Kasus Penjualan Obat Covid-19 di Atas HET, Polisi Terapkan Restorasi Justice dan Diskresi Barang Bukti

Menkes mengakui, lonjakan kasus positif Covid-19 membuat permintaan obat membumbung tinggi, ditambah panic buying masyarakat yang menyebabkan kebutuhan obat kian menjadi-jadi.

Menindaklanjuti kondisi yang terjadi, Kemenkes telah melakukan pembicaraan dengan Gabungan Perusahaan (GP) Farmasi Indonesia dan bekerja sama melakukan tindakan penyediaan obat sesegera mungkin dengan tiga agenda, yaitu membuka keran impor, menambah kapasitas produksi pabrik domestik, dan penataan distribusi.

"Butuh waktu sekitar empat sampai enam minggu agar kapasitas produksi obat dalam negeri kita bisa memenuhi kebutuhan peningkatan obat-obatan sebanyak 12 kali lipat ini," ungkap Menkes.

Namun, pihaknya menjamin secara bertahap akan ada tambahan pasokan yang signifikan mulai awal Agutus 2021.

Halaman:

Editor: Sarnapi

Sumber: Indonesia Baik


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x