Asep memaparkan, dengan hanya 109 unit armada, pihaknya berusaha mengoptimalisasikan pendekatan darurat dan pendekatan sistem tersebut.
Walaupun, nantinya armada diperbanyak, akan tetapi apabila tidak ada ruang TPA, maka akan sulit juga.
"Jadi, pendekatan darurat dan sistem ini harus dilakukan beriringan sehingga masalah sampah dapat ditangani sejak dari sumbernya," ucap Asep.
Asep menjelaskan, dari sisi pelayanan saat ini sudah cukup optimal. Dikarenakan harus mengangkut sedimentasi sungai dari program Citarum Harum dan opsih (operasi kebersihan) para anggota Satgas Sektor, menjadikan armada hanya dapat mengangkut 300-350 ton sampah ke TPA.
"Untuk sisa sampah, dibantu oleh program RW Zero Waste, Bank Sampah, dan lain-lain," sebut Asep.
Asep Kusumah menerangkan, terkait Bank Sampah yang mengelola sampah anorganik, ada 10 industri besar di Kabupaten Bandung yang pernah menggelar rapat koordinasi di tahun 2019.
"Diketahui omsetnya mencapai 900 ton per hari dalam mengelola sampah anorganik untuk didaur ulang. Kami sangat terbantu," ujar Asep.
PemkanBaca Juga: Penanggulangan Covid-19 Harus Pula Melirik Kekuatan Doa, Ini yang Dilakukan IRMA Jabar dan Pemkab Bandung
Asep menuturkan, Bank Sampah Tematik digulirkan karena pasokannya masih di-supply dari wilayah luar. Kisarannya sekitar 50-60 persen yang berasal dari Kabupaten Bandung tergantung dari total produksi perusahaan, harga yang fluktuatif, dan siklus industri.