Viral, Lebih Dari 100 Warga Jemput Paksa Jenazah Suspek Covid-19 di RSUD Majalaya

5 Oktober 2020, 11:05 WIB
Warga Jemput Paksa Jenazah Suspek Covid-19 di RSUD Majalaya Minggu 4 Oktober 2020 malam. /Foto Warga/

JURNAL SOREANG - Lebih dari seratus warga Desa Sindangsari, Kecamatan Paseh, Kabupaten Bandung menjemput paksa jenazah pasien suspek Covid-19 di RSUD Majalaya, Minggu 4 Oktober 2020 malam. Hal itu mereka lakukan karena tidak mau janazah korban berinisial C (57) itu dimakamkan dengan prosedur Covid-19, karena statusnya masih belum jelas akibat hasil tes usap yang belum keluar.

Camat Paseh Heri Mulyadi membenarkan kejadian tersebut saat dihubungi, Senin 5 Oktober 2020 pagi. "Pihak keluarga tidak menerima jadi menjemput jenazah ke rumah sakit," ujarnya.

Heri menambahkan, kronologis kejadian berawal ketika C terpaksa dirawat di RSUD Majalaya akibat sakit sejak beberapa waktu lalu. Ketika dirawat, status C pun dikategorikan sebagai suspek, namun ia keburu meninggal dunia sebelum hasil tesnya keluar.

Baca Juga: Tetap Waspada! Pekan Ini Tambahan 7 Orang Meninggal Dunia Akibat Covid-19 di Kabupaten Bandung

"Sesuai prosedur tetap, kami sempat mengarahkan agar warga tetap mengikuti prosedur tetap yang dikeluarkan oleh Gugus Tugas dan pihak rumah sakit. Tetapi warga tidak memerima dan sekitar 100 orang menjemput jenazah ke rumah sakit," kata Heri.

Akibat keterbatasan jumlah petugas, kata Heri, pihaknya rumah sakit pun akhirnya terpaksa membiarkan jenazah dibawa pulang oleh keluarganya. Namun sebelum itu, pihak keluarga sudah menandatangani surat pernyataan bahwa mereka berjanji akan bertanggung jawab jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terkait Covid-19.

Heri menambahkan, saat ini seluruh anggota keluarga yang membawa pulang jenazah C pun masuk dalam kategori suspek. Oleh karena itu pihaknya sudah mengimbau agar mereka melakukan isolasi mandiri.

Warga Jemput Paksa Jenazah Suspek Covid-19 di RSUD Majalaya Minggu 4 Oktober 2020 malam Foto Warga

Baca Juga: Fans Liverpool: 'You'll Never Walk Alone MU'

"Tentunya kami Forkopincam singergi untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan. Kami bergerak mengawasi pihak keluarga selama isolasi mandiri," tutur Heri.

Dalam pelaksanaannya, Heri menegaskan bahwa Forkopincam terus berkoordinasi dengan pihak desa sampai hasil tes usap almarhum keluar. "Mudah-mudahan hasilnya negatif," ucapnya.

Sebelumnya, video viral sempat beredar di dunia maya saat puluhan warga menjemput paksa jenazah C di RSUD Soreang, Minggu malam. Dalam video tersebut, warga datang dengan membawa serta ambulans milik Desa Sindangsari.

Baca Juga: 7 Fakta Baik dan Buruk Dibalik Skor 1-6 MU vs Tottenham

Salah seorang warga yang menyaksikan peristiwa tersebut, Deni (38) mengatakan, dirinya melihat lebih dari seratus orang datang ke RSUD. Mereka lantas bernegosiasi dengan pihak rumah sakit dan aparat kepolisian agar bisa membawa pulang jenazah keluarga mereka itu.

"Polisi sudah berusaha menghadang mereka, tetapi warga tetap memaksa masuk ke ruang Anggrek yang menjadi tempat disemayamkannya jenazah. Mereka sepertinya emosi sehingga petugas kewalahan," kata Deni.

Dari informasi yang ia peroleh, Deni melansir bahwa C masuk RSUD Majalaya sejak Selasa 29 September 2020 lalu. C kemudian meninggal dunia pada Minggu 4 Oktober 2020 dalam status sebagai pasien suspek Covid-19.***

Editor: Handri

Tags

Terkini

Terpopuler