900 Santri Ikuti Tradisi Muwadaah di Pondok Pesantren Al Falah Bandung

14 April 2023, 16:02 WIB
Ratusan santri Pontren Al Falah Bandung bereaksi saat KH Salman Amrillah berqiroah /Tri Jauhari/

 

 

 

JURNAL SOREANG, NAGREK –  Sedikitnya 900 santri ikut ambil bagian dalam tradisi Muwada’ah (perpisahan) pada akhir bulan Ramadan di Pondok Pesantren Al Falah di Nagrek Kabupaten Bandung.

 

Puncak acara Muwada’ah digelar pada Ahad malam (9/4/2023) bakda shalat Taraweh di aula pondok pesantren Al Falah 2 dan berakhir pada Senin pagi menjelang sahur.

 

Acara Muwada’ah yang sekaligus peringatan Nuzulul Qur’an ini diawali dengan pembacaan surat Waqiah oleh puluhan santriwan dan santriwati Al Falah yang sebagian dari mereka sudah hafal di luar kepala.

Baca Juga: 10 Kayu Termahal di Dunia, 3 di Antaranya Tumbuh di Indonesia, Apa Saja dan Berapa Harganya? 

Setelah itu acara demi acara mengalir satu persatu, mulai dari qiro’ah, rampak shalawat, nasyid, MSQ (Musabaqoh Syarhil Qur’an), haflah tilawah, hadroh, hingga tabligh akbar dari Ustad Asep Mabarok dari Karawang.

 

Tampil juga qori internasional KH Salman Amrillah dengan bacaan Qur’annya yang sangat bagus sehingga disambut ratusan santri dengan riuh rendah, dan bahkan sampai ada yang melemparkan kopiahnya ke udara.

 

Ketua pengasuh pondok pesantren Al Falah KH Cecep Syahid berpesan agar para santri bisa mengamalkan setiap ilmu yang diajarkan selama muwada’ah ini saat mudik lebaran dan bisa kembali ke pesantren lagi dengan pemahaman agama yang lebih baik.

Baca Juga: 30 Mobil Termahal di Dunia, Nomor 1 Harganya Rp269,28 Milyar, Mahal Mana Bugatti, Pagani, atau Rolls Royce? 

“Saya sudah ingatkan pada para santri untuk mengamalkan semua ilmu yang mereka terima selama muwada’ah di kampung halaman, dan kami akan kontrol dengan cara zoom meeting tiga hari sekali,” kata KH Cecep Syahid.

 

Sebelum malam muwada’ah ini para santri sudah menerima pembekalan selama 18 hari dengan aneka kajian agama yang padat, karena itu mereka senang bisa mudik lebaran dengan bekal ilmu yang bermanfaat.

 

“Muwada’ah itu perpisahan sementara yang masih ada ikatannya yang akan tersambung kembali yang bermanfaat sebagai bekali kepulangan kami ke kampung halaman,” kata seorang santri, Ali Sofyan.

Baca Juga: 20 Jam Tangan Termahal di Dunia, Wow Nomor 1 Harganya Hampir Rp1 Trilyun 

Sementara, Ustad Asep Mubarok dalam tauziahnya yang kocak meminta para santri untuk selalu berkhidmat pada para kiai

 

Dalam tolabul ilmu atau mencari ilmu, menurut Ustad Asep, kesolehan santri tidak terlepas dari rasa hormatnya pada orang tua maupun pada guru. ***

 

 

*) Ikuti terus dan share informasi Anda di media sosial Google News Jurnal SoreangFB Page Jurnal SoreangYoutube Jurnal SoreangInstagram @jurnal.soreang dan TikTok @jurnalsoreang 

Editor: Drs Tri Jauhari

Tags

Terkini

Terpopuler