Dari Cileunyi Sampai Rancaekek Terkonfirmasi Alami Penurunan Muka Air Tanah 60 Persen, Ini Penyebabnya

7 Februari 2023, 20:44 WIB
Ilustrasi penurunan air tanah /Image from kibrispdr.org

 

JURNAL SOREANG -Penurunan Muka Air Tanah atau Cone Of Depression, adalah situasi terjadinya penurunan air tanah yang semakin lama semakin dalam. Situasi ini dapat dilihat dari hasil pengukuran selisih kedalaman air tanah yang dihitung dari tahun ke tahun.

Kepala Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan (PATGTL), Rita Susilawati menjelaskan bahwa pola aliran air pada daerah Rancaekek dan sesekitarnya membentuk fenomena kerucut, artinya aliran air tanah dalam mengalami penurunan akibat tekanan hingga 70 meter dibawah tanah setempat.

Sejak 2010 Badan Geologi telah menyusun peta Konservasi Cekungan Air Tanah (CAT) , yang menunjukan bahwa daerah Cileunyi dan sekitarnya mengalami penurunan hingga 60 meter dibawah muka tanah setempat.

Baca Juga: Cacarekan: Sebuah Tradisi Lisan dari Masyarakat Desa Sukakersa, Kabupaten Sumedang

Secara hidrologelogis Cileunyi hingga Rancaekek adalah daerah lepasan air tanah CAT Bandung-Soreang, sehingga rawan terjadi kerusakan. Hingga berita ini diturunkan, Rita Susilawati memaparkan telah terjadi kerusakan 40 - 80% penurunan dari kondisi semula.

Menurut Rita, kondisi penurunan muka air tanah tersebut disebabkan oleh pengambilan air yang berlebihan, dan berlangsung terus menerus.

Bersama-sama harus kita perhatikan mengenai pengambilan air tanah harus dilakukan dengan izin, karena maraknya sumur bor ilegal tidak dapat dikontrol debit pemompaan air tanahnya. Hal ini lah yang menjadi sorotan dari Ketua PATGTL.

Baca Juga: 6 Tips Belajar Bahasa Inggris yang Mudah dan Cepat, No 2 Paling Enak Dilakukan

Mengutip dari Pusat Krisis Kementrian Kesehatan, berikut hal yang disarankan untuk mengatasi penurunan muka air tanah:

1. Penggunaan Air bawah tanah dengan efisien dan hindari eksplotasi berlebihan

2. Lakukan Injeksi air tanah, yakni upaya memasukan air kembali kedalam tanah dengan metode pompa

Baca Juga: Sudah Tahu Cara Hack Telegram untuk Bot Bermanfaat? Wajib Kamu Tahu dan Coba Ya

3. Membuat sumur resapan, cara ini yang paling memungkinkan dilakukan masyarakat secara swadaya, menampung dan mengelola air hujan kemudian dialirkan kembali kedalam tanah

4. Menerapkan prinsip Rain Water Harvesting, hal ini pula yang disarankan oleh Walikota Bandung Yana Mulyana dalam wawancara beberapa waktu lalu, warga dihimbau untuk menampung air hujan untuk diolah menjadi air bersih yang bisa dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari

5. Membangun ruang terbuka hijau, ketersediaan ruang terbuka hijau meningkatkan efisiensi air tanah dan menjadi wadah untuk mencegah terjadinya banjir

Baca Juga: NU Berusia 100 Tahun, Ini Keyakinan Presiden Jokowi Pada NU Saat Masuki Abad Kedua

Mari tingkatkan kepedulian kita pada lingkungan, karena lingkungan adalah sumber kehidupan kita. ***

 

 

Ikuti terus dan share informasi Anda di media sosial Google News Jurnal SoreangFB Page Jurnal SoreangYouTube Jurnal SoreangInstagram @jurnal.soreang, dan TikTok @jurnalsoreang

Editor: Josa Tambunan

Sumber: Instagram @infokabupatenbandung

Tags

Terkini

Terpopuler