JURNAL SOREANG - Ribuan jemaah Persatuan Islam (Persis) berkumpul memadati stadion Si Jalak Harupat (SJH), Kutawaringin, Kabupaten Bandung ,pada Sabtu, 27 Agustus 2022.
Bukan tanpa alasan, meraka antusias untuk mengikuti Grand Launching Muktamar yang ke XVI, yang akan digelar 23 - 26 September mendatang.
Sekretaris Umum Persis, DR. KH. Haris Muslim, Lc, MA, mengatakan jika gelaran tersebut sebagai momentum Persis jelang usia 1 Abad pada tahun 2023 nanti.
"Ini merupakan momentum jemaah untuk saling bersilaturahim antar sesama, jelang usia 1 Abad sejak Persis didirikan oleh para pendiri kami," kata Haris.
Selain itu, dikatakan Haris, jika kegiatan tersebut bertujuan untuk memberikan semangat jelang digelarnya muktamar.
"Tema muktamar sendiri yakni Transformasi Gerakan Dakwah Persatuan Islam dalam Bingkai Negara Republik Indonesia," tegasnya.
Baca Juga: Area Kewanitaan Berkeringat? Berikut 5 yang Menyebabkan dan Cara Mengatasinya, Simak Penjelasanya
Dalam muktamar itu sendiri, Haris menjelaskan akan menetapkan regulasi perundang-undangan atau aturan Jamiah, serta penyataan sikap.
Pernyataan sikap yang dimaksud yakni terkait kebijakan internal, nasional dan internasional.
"Tentu disesuaikan dengan momentum yang terjadi pada waktu itu, maka kita akan menyampaikan pesan-pesan keumatan, kebangsaan dan kemanusiaan secara umum," ungkap Haris.
Disinggung terkait penyebaran HIV Aids yang kini menyerang sebagian mahasiswa di kota Bandung hingga 414 orang selama kurun waktu 2021, Haris mengungkapkan jika pihaknya turut prihatin atas kondisi tersebut.
"Ini satu hal yang sangat memprihatikan, dan ini tugas berat dakwah kita, bagaimana dakwah kita ini bisa berpengaruh atas kemerosotan moral anak bangsa," imbuhnya.
Dikatakan Haris, bahwa ini merupakan PR besar terutama bagi pemerintah, stakeholder bangsa dan kita selaku aktivis dakwah, untuk segera menangani masalah kemerosotan moral tersebut.
"Tentunya kami akan melakukan pembinaan Jamiah secara internal yang lebih kokoh, sehingga mampu menyebarkan kebaikan di tengah masyarakat," tegasnya.
Pun dengan masalah banyaknya kasus pelecahan seksual yang terjadi di lingkungan pesantren, Haris mengatakan, jika pihaknya senantiasa mengantisipasi semua hal tersebut dengan berbagai upaya.
"Kita akan melakukan berbagai antisipasi untuk menghalau hal itu terjadi di lingkungan kami, mudah-mudahan ini tidak digiring jadi pencitraan negatif terhadap pesantren," pungkasnya.***