Waw, Masa PPKM, Masyarakat Keluhkan Langka dan Meroketnya Harga si Melon di Pasaran

30 Januari 2021, 14:25 WIB
Tabung LPG 3 kg /

JURNAL SOREANG - Di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang diterapkan Pemerintah Kabupaten Bandung, gas elpiji 3 kilogram atau yang biasa disebut si melon, menjadi susah ditemui di tingkat pengecer.

Selain terjadinya kelangkaan, kondisi diperparah lagi dengan harga yang terus mengalami kenaikan.

"Selama dua bulan terakhir, harga si melon terus mengalami kenaikan dan harga eceran di lapangan bervariasi mulai dari 24 ribu sampai dengan 27 ribu," keluh Imas (55) seorang ibu rumah tangga kepada Jurnal Soreang, Sabtu 30 Januari 2021.

Baca Juga: LPSK Berikan Kompensasi Kepada Korban Terorisme Pemboman Masjid Adz-Dzikro, Berikut Rincian dan Nama Penerima

Imas merupakan warga Kampung Parigi, Desa Ciparay, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung mengatakan sejak bulan tahun lalu si melon susah dicari dan harganya meroket tinggi.

"kelangkaan ini mulai terjadi pada bulan Desember 2020 lalu. Jikapun ada gas elpiji, harganya mencapai 25 ribu," ungkapnya.

Ia menilai, kelangkaan dan mahalnya gas elpiji ini dikarenakan ulah oknum yang semata-mata hanya mencari keuntungan semata di masa Pandemi Covid-19.

Baca Juga: Curah Hujan Tak Pengaruhi Layanan Konsumen, Perumda Air Minum Tirta Rahaja Siapkan Kontak Pelanggan

"Zaman sekarang mah serba pusing. Wabah corona masih terjadi, aktivitas dibatasi, bahan pokok mahal. Sekarang ditambah lagi langka dan mahalnya gas elpiji 3 kg," tuturnya.

Hal senada disampaikan Hany Handriyani, warga Sagaracipta, Kecamatan Ciparay. Dalam seminggu terakhir, pihaknya mengaku kesulitan mencari gas elpiji.

Dirinya selaku pelaku UMKM di bidang kuliner yang jelas-jelas berkaitan dengan memasak, pastinya sangat membutuhkan gas elpiji.

Baca Juga: Sri Mulyani Tegaskan Tidak Ada Pungutan Pajak Pulsa/Kartu Perdana, Voucher, dan Token

"Merasa bingung dengan kondisi saat ini. Wabah corona, PPKM, bahan pokok mahal, eh sekarang ditambah lagi gas elpiji langka," keluhnya.

Akibat kondisi yang terjadi, dirinya terpaksa memasak dengan tungku menggunakan kayu bakar.

"Saya berharap pemerintah turun tangan atas kondisi yang terjadi di lapangan dan menindak tegas oknum-oknum yang mencari keuntungan pribadi atas mahal dan kelangkaan gas elpiji," pungkasnya.***

Editor: Rustandi

Tags

Terkini

Terpopuler