5 Kutukan dan Mitos Sepakbola ini Bisa Jadi Rekomendasi Pemain Football Manager

- 7 Agustus 2023, 06:50 WIB
Bella Guttman, pelstih Hungaria yang mengutuk Benfica/ Twitter @Rtupoke
Bella Guttman, pelstih Hungaria yang mengutuk Benfica/ Twitter @Rtupoke /

JURNAL SOREANG - Selain bermain sebagai manajer tim sepakbola kecil di FIFA seperti yang pernah dilakukan beberapa konten kreator di Indonesia, ada tantangan menarik yang bisa dijadikan referensi untuk bermain game Football Manager. Yaitu mematahkan kutukan atau mitos sepakbola yang masih bertahan hingga sekarang. Dari beberapa mitos atau kutukan sepakbola ynag beredar, hanya lima yang akan kita bahas. Apa saja kutukan dan mitos sepakbola itu?

Dikutip Jurnal Soreang dari cuitan akun Twitter Blognya Football Manager (FM) Lovers @Rtupoke yang dipost pada 4 Agustus 2023, lima kutukan itu adalah kutukan Bella Guttman, tandukan Zinedine Zidane ke Marco Materazzi, kutukan Neverkusen, kutukan Corregidora, dan kutukan Garabato. Mari kita bahas satu per satu.

Pertama adalah kutukan Bella Guttman. Bella Guttman adalah pelatih dan pemain sepakbola asal Hungaria yang pernah melatih AC Milan dan FC Porto. Saat melatih Benfica di tahun 1959-1962, langkah yang paling ekstrim pernah dilakukannya adalah mengeluarkan 20 pemain senior demi memberi kesempatan kepada pemain akademi Benfica untuk berkembang. Bersama Eusebio, pelatih yang pernah bermain untuk timnas Hungaria itu berhasil merusak dominasi Real Madrid yang saat itu sedang berjaya di Eropa.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Channel YouTube untuk Belajar Bahasa Turki Otodidak dengan Mudah

Pasca membawa tim asal kota Lisbon ini mendapatkan gelar UEFA Champions League musim 1961/62, Guttman meminta manajemen Benfica agar menaikkan gajinya. Namun sayangnya, manajemen tim menolak mentah-mentah permintaan Guttman. Hal ini yang menyebabkannya mundur dari kepelatihan Benfica.

"Tidak dalam seratus tahun dari sekarang, Benfica akan menjadi juara Eropa," katanya merespon penolakan dari manajemen tim.

Sejak saat itu hingga sekarang, Benfica tidak mendapatkan gelar Eropa. Bahkan final UEFA Europa League musim 2013/14, kutukan tersebut masih berlanjut saat kalah melawan Sevilla. Menurut kami, tantangan ini boleh dijadikan referensi untuk memecahkan kutukan Bella Guttman.

Baca Juga: Tes IQ : Pindahkan 4 Batang Korek Api Agar bisa Merubah 1 Anak Panah Menjadi ada 2 Anak Panah

Kedua yaitu tandukan Zinedine Zidane ke Marco Materazzi. Tandukan yang terjadi pada Final Piala Dunia 2006 di Jerman. Menit ke-108, Materazzi berkata sesuatu kepada Zidane. Zidan yang tadinya kembali ke posisinya, malah berbalik dan mengarah ke Materazzi. Entah apa yang bikin Zidane emosi, mantan pelatih Real Madrid itu langsung menyundul bek legendaris Inter Milan itu. Hal ini menyebabkan Zidane mendapatkan kartu merah.

Zidane mengungkapkan bahwa tandukan ke Materazzi itu karena Materazzi menghina ibunya dan dirinya. Namun Materazzi membantahnya meski ia mengaku menghina adik perempuan dari Zidane.

Tandukan ini membuat negeri Pizza itu gagal lolos fase grup di dua Piala Dunia selanjutnya dan gagal lolos kualifikasi di dua Piala Dunia setelahnya. Ini menjadi tantangan menarik bagi yang ingin melstih timnas.

Baca Juga: Memprihatikan! Potret Kamp Pengungsi Palestina di Libanon Pasca Bentrokan Bersenjata

Selanjutnya adalah kutukan Neverkusen. Kutukan ini merujuk gagalnya tim asal kota Leverkusen meraih treble winner musim 2001/02.

Dihuni beberapa pemsin bintang seperti Michael Ballack dan Dimitar Berbatov, Bayer Leverkusen malah performanya menurun di akhir-akhir musim 2001/02 Bundesliga. Tak hanya itu, di final UEFA Champions League musim 2001/02 mereka kalah dari Real Madrid. Dan kesialan ini ditambah dengan kalah di final DFB Pokal yang saat itu melawan Schalke 04.

Kegagalan tim ini bisa menjadi referensi untuk membawa Bayer Leverkusen untuk mengejar kesempatan keduanya treble winner.

Baca Juga: Para Weton Emas ini Bisa Sangat Mudah untuk Mengumpulkan Kekayaan yang Akan membuatnya Kaya Raya

Keempat adalah kutukan Corregidora. Ini merujuk kepada tim yang bermarkas di Stadion La Corregidora, akan degradasi dari divisi satu Liga BBVA MX atau Liga Meksiko divisi satu. Stadion yang dipakai untuk penyelenggaraan Piala Dunia 1986 di Meksiko itu sudah memakan beberapa tim sepakbola Meksiko yabg turun divisi. Yaitu TM Gallos Blancos yang sekarang menjadi Tampico Madero pada musim 1994/95, Halcones di musim 2000/01, dan Queretaro beberapa kali. Hal ini boleh dijadikan referensi untuk menaklukan kutukannya.

Terakhir adalah kutukan Garabato. Benjamin Urrea, yang merupakan pendiri dan pemain America de Cali menolak status sebagai tim profesional Kolombia pada 1948. Penolakan ini berujung pada kutukan tidak pernah mendapatkan gelar apapun. Sejatinya, kutukan itu dipatahkan tahun 1979 saat menjuarai Liga BetPlay Dimayor. Namun tim ini belum pernah mendapatkan gelar Copa Libertadores.

Bagi yang bosan dengan atmosfer kompetisi Eropa, mencoba patahkan kutukan ini boleh jadi tantangan baru bagi pemain Football Manager. ***

 

 

Ikuti terus dan share informasi Anda di media sosial Google News Jurnal SoreangFB Page Jurnal SoreangYouTube Jurnal SoreangInstagram @jurnal.soreang, dan TikTok @jurnalsoreang

Editor: Josa Tambunan

Sumber: Twitter @Rtupoke


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah