Surat tersebut menyatakan bahwa aplikasi tersebut melanggar hukum negara bagian dan federal serta kewajiban karyawan tersebut kepada Twitter.
Keputusan untuk menciptakan saingan ini muncul setelah Elon Musk membeli Twitter senilai 44 miliar dolar AS. Sejak saat itu, Musk memimpin serangkaian langkah kontroversial, salah satunya memangkas staf dan membatasi jumlah tweet yang dapat dilihat oleh pengguna dalam sehari.
Baca Juga: Cesar Azpilicueta Resmi Meninggalkan Chelsea Setelah 11 Tahun Bersama
Hal ini menyebabkan nilai Twitter anjlok, dengan perkiraan Fidelity baru-baru ini bahwa Twitter hanya bernilai sepertiga dari harga yang dibayarkan Musk.
Belakangan, Elon Musk menanggapi berita tentang potensi gugatan hukum tersebut dengan menyatakan di Twitter bahwa 'Kompetisi boleh saja, tapi kecurangan tidak boleh.
Zuckerberg belum menanggapi ancaman gugatan hukum tersebut. Namun, ia memposting di Threads saat basis penggunanya bertambah.***
Ikuti terus dan share informasi Anda di media sosial Google News Jurnal Soreang, FB Page Jurnal Soreang, YouTube Jurnal Soreang, Instagram @jurnal.soreang, dan TikTok @jurnalsoreang